• Membangun atau menata ulang model keanggotaan: bagi startup-startup, ini bisa berarti membangun model keanggotaan. Untuk para pemain yang sudah mapan, ini bisa mencangkup pembuatan grup langganan, platform yang lebih cepat tanggap, dan target newsletter yang lebih baik.
  • Meningkatkan mesin pembelajaran dan AI untuk memunculkan konten yang lebih menarik: beberapa organisasi menggunakan tren yang muncul dari big data untuk memunculkan konten yang relevan dan menarik untuk pelanggan-pelanggan potensial.
  • Gamifikasi untuk menciptakan komunitas berbagi: Kategori terakhir belajar bagaimana cara untuk gamifikasi proses dari berbagi dan berkomentar pada konten. Organisasi-organisasi berita bereksperimen dengan penghargaan dan terutama melibatkan pembaca dengan tanda pengenal atau token yang bisa digunakan untuk membayar akses ke berbagai kegiatan.

Bulan November lalu, kami meluncurkan “Innovation Challenge” dari Google News Initiative (GNI) Asia Pacific, yang bertujuan untuk memperkuat dukungan kami terhadap inovasi digital dan model bisnis baru di organisasi berita di seluruh wilayah APAC. Melalui kerja sama dan kemitraan kami dengan para penerbit, jelas bahwa pendapat para pembaca merupakan kunci stabilitas finansial mereka. Kami ingin mendukung para inovator di bidang ini, yaitu mereka yang merintis pendekatan dengan melibatkan segalanya mulai dari pemberitaan mata uang digital hingga model keanggotaan berbasis langganan.

Dalam dua bulan sejak pembukaan “Innovation Challenge”, kami menerima 215 pendaftaran dari 18 negara. Kami tahu dari startup-startup berita di Indonesia, penerbit web di Mongolia dan Nepal, serta penyiar video dan audio di Australia. Setelah proses peninjauan yang teliti, sejumlah wawancara dan penilaian para juri, akhirnya kami memutuskan untuk mendukung 23 proyek di 14 negara dengan total pembiayaan $3.2 juta.

Tempo.co sedang mengembangkan platform berbasis Artificial Intelligence (AI) bagi pembaca untuk berinteraksi, terlibat aktif, dan berkolaborasi dengan ruang redaksi. Pembaca dapat membangun komunitas di antara para jurnalis Tempo maupun isu.

Asumsi.co sedang mengembangkan model keanggotaan yang memungkinkan para pembaca melakukan crowdfunding untuk berbagai acara dan investigasi khusus, yang dapat mendorong interaksi yang lebih dekat dengan para pembaca.

Selama periode pendaftaran, kami menetapkan empat kriteria: dampak, kelayakan, inovasi, dan inspirasi. Para pemenang menampilkan kombinasi masing-masing di antara kriteria tersebut. Beberapa tema yang muncul dari aplikasi yang kami ulas, termasuk:
  • Membangun atau menata ulang model keanggotaan: bagi startup-startup, ini bisa berarti membangun model keanggotaan. Untuk para pemain yang sudah mapan, ini bisa mencangkup pembuatan grup langganan, platform yang lebih cepat tanggap, dan target newsletter yang lebih baik.
  • Meningkatkan mesin pembelajaran dan AI untuk memunculkan konten yang lebih menarik: beberapa organisasi menggunakan tren yang muncul dari big data untuk memunculkan konten yang relevan dan menarik untuk pelanggan-pelanggan potensial.
  • Gamifikasi untuk menciptakan komunitas berbagi: Kategori terakhir belajar bagaimana cara untuk gamifikasi proses dari berbagi dan berkomentar pada konten. Organisasi-organisasi berita bereksperimen dengan penghargaan dan terutama melibatkan pembaca dengan tanda pengenal atau token yang bisa digunakan untuk membayar akses ke berbagai kegiatan.


Ada 20 lainnya yang menerima dukungan dari GNI, semuanya sama mengagumkannya. Cek mereka semua di sini. Selamat kepada para pemenang dari Indonesia dan semua pemenang di seluruh Asia Pasifik!
Akhirnya, untuk setiap organisasi yang mendaftar, kami sampaikan terima kasih atas waktu dan usaha Anda. Akan ada putaran ke-2 “Innovation Challenge” dari GNI APAC di akhir tahun ini. Kami menganjurkan Anda semua untuk mendaftar ulang. Info lebih lengkapnya cek di website kami.






Pada tanggal 17 April, jutaan pemilih dari seluruh Indonesia akan pergi ke TPS untuk mencoblos presiden dan anggota legislatif pilihannya. Untuk mendukung perhelatan akbar ini, Google telah meluncurkan berbagai produk dan program yang bisa digunakan pemilih untuk mencari informasi yang dibutuhkan, serta untuk membantu melindungi penyelenggara Pemilu. Berikut ini cara-cara yang akan kami lakukan untuk memberikan dukungan.
Putri Alam (Head of Public Policy) menjelaskan prinsip-prinsip Google untuk membantu para pemilih mengakses informasi tepercaya, memahami proses pemungutan suara, dan menjaga berjalannya Pemilu 2019

Melindungi informasi Pemilu secara online: Kami telah mendorong sejumlah situs penting untuk mendaftar ke Project Shield, sebuah layanan gratis dari Jigsaw yang menggunakan teknologi Google untuk melindungi situs berita, situs Pemilu, dan situs kampanye dari serangan DDoS (Distributed Denial of Service), termasuk kpu.go.id, infopemilu.kpu.go.id, bawaslu.go.id, perludem.org, pintarmemilih.id dan Cekfakta.com. Situs berita, organisasi HAM, pemantau Pemilu, dan organisasi nonprofit juga bisa bergabung dengan mendaftar di g.co/shield.

Google News: Anda akan menemukan halaman khusus untuk topik “Pemilihan Umum 2019”, yang menampilkan berita Teratas/Trending; berbagai berita yang disusun menurut tema-tema penting seperti Hukum, Ekonomi, Keamanan, Pembangunan Manusia, dan Pemerintahan; update Twitter yang menampilkan kabar terbaru dari media-media nasional; serta fitur “liputan lengkap” yang menampilkan konten dengan fakta-fakta yang sudah diverifikasi.




YouTube: Saat ada breaking news maka tulisan “Breaking News” akan langsung menandai video yang di-upload oleh saluran berita di halaman beranda YouTube. Jika ada pengguna yang menelusuri topik berita tertentu di YouTube, mereka akan melihat tulisan “Berita Teratas” di dekat bagian atas hasil penelusuran, yang menampilkan video-video yang relevan dari berbagai sumber tepercaya.
Ajay Vidyasagar (Regional Director, APAC) bicara tentang tiga pilar untuk meningkatkan kualitas berita di YouTube

Melawan disinformasi: Kami telah memberikan dukungan di 5 sesi cek fakta yang diselenggarakan oleh Cekfakta.com bersama jaringannya yang terdiri dari 24 organisasi media tepercaya. Mereka berkumpul bersama saat diselenggarakannya debat capres-cawapres untuk memverifikasi klaim yang disampaikan oleh para kandidat. Selain itu, ribuan perempuan juga telah mengikuti workshop Tangkas, yang didesain untuk membantu kaum perempuan mengenali hoaks dan menghambat penyebaran berita palsu.

Selain menyampaikan kabar terbaru mengenai produk-produk di atas, kami juga telah bekerja sama dengan berbagai mitra penting mulai dari kreator YouTube seperti Cameo Project, Ria Ricis, dan Kok Bisa, hingga organisasi jurnalis seperti Mafindo dan AJI, serta perusahaan media besar seperti KompasTV, iNews, NarasiTV, MetroTV, dan TVOne. Bersama-sama, kami ingin ikut berkontribusi pada salah satu Pemilu terbesar di dunia yang diadakan secara serentak dalam satu hari ini.


Selamat kepada para pemenang Video Challenge Pemilu 2019: Aboico, Inspect History, Inimasabi, Dhea Audrey, dan Ta’lim Alif.









Oleh Wahyu Dhyatmika, Pemimpin Redaksi, Tempo.co
Kantor Google Indonesia, lantai 45 Gedung Pacific Century Place, Ahad 17 Februari 2019 malam. Setengah jam lagi, acara debat calon presiden Republik Indonesia akan dimulai. Di dalam ruang “Balai Kota”, satu dari beberapa ruang pertemuan di kantor itu, sudah berkumpul sekitar 50 orang pemeriksa fakta dari 17 media digital. Sebagian dari mereka datang dari Medan (Sumatera Utara), Pekanbaru (Riau), Makassar (Sulawesi Selatan) sampai Malang (Jawa Timur). Sisanya berbasis di Jakarta.

Sejak Jumat, dua hari sebelumnya, mereka sudah hadir di ruangan itu, mengikuti pelatihan periksa fakta yang dipandu oleh Eoghan Sweeney, trainer dari OSINT Essential. Dia didampingi dua co-trainer handal dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI): Heru Margiyanto dan Ratna Ariyanti. Kami semua tergabung dalam CekFakta.com, sebuah kolaborasi dari 24 media online dari seluruh Indonesia, yang diluncurkan pada Hari Kebebasan Pers sedunia, 3 Mei 2018. Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) adalah bagian tak terpisahkan dari inisiatif ini.

"Siap-siap ya, setengah jam lagi debat dimulai," kata Ratna mengingatkan. Para pemeriksa fakta tampak kian tenggelam dalam ketekunan mereka, meriset berbagai sumber data terkait isu-isu yang diperdebatkan para kandidat malam ini. Topik malam ini cukup padat: energi, lingkungan, pangan, sumber daya alam dan infrastruktur.

Di sebuah pojok ruangan, beberapa pakar dan peneliti yang mendalami kelima isu ini tampak serius berdiskusi. Mereka berasal dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Yayasan Indonesia Cerah, Yayasan Auriga Nusantara dan Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA). Di pojok lain, tim media sosial yang dipimpin Ajeng Astudestra, TruthBuzz fellow dari International Center for Journalists (ICFJ) juga sibuk bersiap-siap.

Dua layar televisi di depan ruang pertemuan menayangkan suasana persiapan debat capres di Hotel Sultan, Jakarta. Presiden Joko Widodo dan penantangnya Prabowo Subianto tampak memasuki hotel, disambut para pendukungnya. Para pemeriksa fakta yang akan memverifikasi klaim kedua kandidat di sesi pertama memperbaiki posisi duduknya di hadapan komputer masing-masing.

Pada saat debat berlangsung nanti, secara real time, mereka akan memilih klaim yang akan diperiksa, lalu meriset sumber data yang relevan, dibantu para pakar. Hasil klaim para fact-checker ini akan akan dimuat di media online masing-masing, lalu diunggah ke CekFakta.com, untuk kemudian diviralkan lewat media sosial. Harapannya, percakapan publik yang lahir dari debat presiden malam ini jadi berbasis bukti dan data akurat,  bukan debat kusir, apalagi adu klaim tak berdasar.

Kampanye politik pemilihan presiden di Indonesia selama ini tak steril dari disinformasi dan kabar palsu. Pendukung kedua calon kerap melontarkan tudingan hoaks pada lawan mereka. Ruang publik jadi panas oleh caci maki, sementara adu argumentasi yang bernas soal kebijakan publik dan rumusan solusi para calon malah tak terdengar.  Kegelisahan para jurnalis soal ini kemudian melahirkan CekFakta.com dan jadi alasan untuk menggelar forum periksa fakta secara live pada setiap debat capres sampai April depan.

Gagasan CekFakta.com sendiri lahir di ajang Asia Pacific Google News Lab Summit di Singapura, pada Juli 2017. Ketika itu, pada sesi khusus yang membahas disinformasi di Asia, sejumlah editor media online dari Indonesia bertemu dengan para programmer Mafindo. Diskusi kami menyadarkan pentingnya kerjasama media/penerbit, platform dan publik, dalam melawan hoaks, menggunakan teknologi digital. Pemilihan Gubernur DKI Jakarta baru saja berakhir dan semua orang masih membicarakan begitu kotornya pertarungan politik di media sosial kala itu.

Sebulan kemudian, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menggelar kongres perdana di Jakarta. Untuk pertama kalinya, para pemimpin redaksi media online memiliki organisasi dan kesamaan visi dalam membangun jurnalisme digital yang berkualitas. Keberadaan AMSI memungkinkan kolaborasi antar media online soal cek fakta.

Puncaknya, pada Trusted Media Summit yang digelar Google News Initiative, Internews, AMSI, AJI dan Mafindo di Jakarta, pada Mei 2018, CekFakta.com diluncurkan. Pemimpin Redaksi dari 22 media online –belakangan dua media turut bergabung— serta Ketua Mafindo, menandatangani nota kesepahaman untuk bekerjasama memeriksa fakta, menangkal hoaks, secara transparan, fair dan profesional.

Waktu bergulir cepat sampai dua tahun kemudian, kami semua berkumpul pada malam debat calon presiden, di lantai 45 kantor Google Indonesia, tiga pekan lalu. Tepat pukul 20.00 waktu Indonesia barat, moderator membuka acara debat. “Ayo kita mulai,” teriak Ratna dan semua mata kami lekat memandang layar kaca.

Malam itu, bersama-sama, kami memverifikasi 24 klaim yang dilontarkan kedua kandidat. Sebanyak 15 pernyataan Presiden Joko Widodo diperiksa dan tiga klaim ditemukan keliru, sementara dari sembilan  pernyataan Prabowo yang diperiksa, sebanyak empat klaim ditemukan keliru.

Yang menarik, sehari setelah debat, Jokowi meralat pernyataannya soal kebakaran hutan, yang dinilai keliru oleh CekFakta.com. “Saya sampaikan kami bisa mengatasi kebakaran dalam tiga tahun ini, artinya bukan tidak ada, tapi turun drastis, turun 85 persen lebih," katanya di Pandeglang, Banten.

Sekecil apapun, koreksi itu menandakan ikhtiar kami agar para kandidat berhati-hati membuat klaim sudah mulai menuai hasil. Semoga pada hari pemilihan 17 April 2019 nanti, rakyat Indonesia benar-benar menjatuhkan pilihan berdasarkan informasi yang akurat dan jernih. (*)




Pada hari Minggu lalu, bertempat di kantor Google Indonesia dilaksanakan pengecekan fakta debat calon wakil presiden antara Ma’aruf Amin dan Sandiaga Uno.
Debat dengan topik kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan sosial budaya menghadirkan IAKMI, FITRA, Lembaga Informasi Perburuhan Sedane, Migrant Care, Mafindo dan AJI. Bersama para jurnalis dari 13 media di bawah bendera cekfakta.com, peserta acara melakukan pengecekan fakta terhadap beberapa klaim pernyataan yang diutarakan para calon wakil presiden.
Berikut adalah beberapa hasil pengecekan fakta dari cekfakta.com:


Randy Jusuf (Google Indonesia), Rudiantara (Menkominfo RI), Jacquelline Fuller (President Google.org), Selina Sumbung (Yayasan Sayangi Tunas Cilik), dan Bambang Surya Putra (Direktorat Kesiapsiagaan BNPB) 

Hari ini Google.org mengumumkan pemberian hibah senilai US$1 juta kepada Yayasan Sayangi Tunas Cilik (mitra dari Save the Children) untuk membantu meningkatkan persiapan risiko dan mitigasi bencana di Indonesia. Bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), proyek percontohan selama satu tahun ini akan berfokus untuk meningkatkan kesadaran dan aksi masyarakat yang tinggal di wilayah berisiko tinggi dan rawan bencana.
“Bencana alam bisa membuat jutaan orang menjadi rentan dan keadaan ini bisa sangat menyulitkan, terutama bagi anak-anak,” ucap Jacquelline Fuller, Presiden Google.org. “Kami senang bisa mendukung Yayasan Sayangi Tunas Cilik dalam upaya penting mereka untuk semakin meningkatkan persiapan bencana di Indonesia. Melalui program ini, bersama-sama dengan relawan Google, kami ingin bekerja sama dengan pemerintah dan organisasi lokal serta organisasi akar rumput lainnya, untuk membangun kota dan masyarakat yang lebih tahan bencana.”

Setelah bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi tahun 2018 lalu, Yayasan Tunas Cilik telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan darurat anak-anak korban bencana, memberikan pertolongan pertama psikologis kepada korban bencana dan mempertemukan mereka kembali dengan anggota keluarganya, mendistribusikan alat bantu penyelamatan, membangun tenda-tenda sekolah darurat agar mereka dapat terus belajar, dan memastikan mereka—baik anak laki-laki maupun perempuan—tetap aman dengan menyediakan ruang ramah anak.

Melalui hibah dari Google.org ini, Yayasan Sayangi Tunas Cilik akan melakukan kampanye dan aksi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran nasional—menggunakan platform online dan offline—guna memastikan gedung-gedung sekolah dalam keadaan aman, dan anak-anak serta masyarakat dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi situasi darurat. Program ini diperkirakan dapat menjangkau lebih dari lima ratus ribu penduduk, yang sepertiganya adalah anak-anak.
“Seiring waktu, kami berharap bisa bermitra dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk memperluas program ini ke lebih banyak provinsi dan jutaan anak di seluruh Indonesia,” ucap Selina Sumbung, Ketua Yayasan Sayangi Tunas Cilik. “Tujuan kami adalah mengedukasi dan memberdayakan masyarakat untuk merencanakan dan bersiap menghadapi situasi darurat, serta mengurangi jumlah korban dan anak-anak yang terdampak bencana alam, yang jumlahnya sering kali mencapai ribuan setiap tahunnya.”


Dengan pengumuman hibah hari ini, Google.org telah melakukan investasi di Indonesia senilai lebih dari US$8 juta sejak tahun 2015. Hibah-hibah sebelumnya difokuskan untuk membantu meningkatkan area-area penting lainnya seperti literasi digital dan keamanan saat online.
Tertarik untuk memajukan usaha bisnis melalui saluran digital? Kabar baik untuk warga Solo dan Mataram karena kelas gratis Gapura Digital dan Womenwill sudah hadir di kota Anda!


Bagi yang belum tahu, Gapura Digital adalah program digital skilling mulai dari sosial media, membuat website efektif hingga cara memasarkan usaha di digital. Sementara Womenwill merupakan kelas pelatihan digital yang khusus diperuntukkan bagi kaum perempuan untuk memanfaatkan teknologi dalam menciptakan peluang ekonomi.
Nah, untuk yang penasaran, sebenarnya kelas Gapura Digital ini ada di mana saja? Tidak hanya di Solo dan Lombok, kelas kami bisa dijumpai di kota- kota berikut ini:
City
Location
Jakarta
Bandung
Surabaya - 1
Surabaya - 2
Malang
Semarang
Solo
Yogyakarta
Palembang
Padang
Medan
Pontianak
Makassar
Denpasar
Lombok


Untuk informasi lebih lanjut mengenai kelas-kelas di atas, teman-teman bisa langsung mendaftar secara online di website Gapura Digital (klik menu pelatihan, pilih kota, geser ke bawah untuk melihat kelas Womenwill dan daftar kelasnya) atau lewat Womenwill (klik menu kegiatan, pilih kota dan daftar kelasnya.)
Jadi tunggu apalagi? Ayo bergabung dan kembangkan usahamu!