Saat ini, popularitas cloud computing berkembang pesat karena menawarkan berbagai kemudahan seperti fleksibilitas, efisiensi, dan keamanan. Tingginya kebutuhan akan teknologi ini mendorong Elsa Shafira Ramadhani dan I Putu Cahya Adi Ganesha memilih cloud computing sebagai jalur pembelajaran interdisipliner ketika bergabung di program Bangkit.
Elsa memilih cloud computing karena merupakan salah satu bidang yang berkaitan dengan jurusan kuliah yang ditekuninya yaitu Teknik Elektro. “Saat mempelajari lebih dalam, saya menyadari bahwa cloud computing sudah lama ada di kehidupan kita sehari-hari. Sesederhana berbagi file via Google Drive, online meeting, hingga pengumpulan tugas kuliah yang dilakukan dalam satu aplikasi sehingga dapat dikolektif dengan mudah. Penggunaan cloud computing di dunia kerja pun kian canggih dan membuat saya semakin ingin menekuni teknologi ini,” jelas Elsa.
Elsa menambahkan, “Di program Bangkit, kami mempelajari dasar-dasar cloud computing untuk menerapkan aplikasi, memantau operasional, dan mengelola solusi perusahaan dengan spesialisasi ini termasuk Google Cloud Computing Foundations, Google Cloud Engineer Learning Path, ACE Certification Preparation, dan lainnya. Tidak hanya itu, kami juga sangat terbantu dengan pelatihan soft skill seperti Bahasa Inggris dan Manajemen Waktu.”
Gadis berusia 23 tahun asal Bogor ini kini bekerja sebagai Associate System Engineer di DELL Technologies, yang bertanggung jawab atas pusat data untuk membantu calon pelanggan mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhannya. “Di sini, saya mengusulkan solusi kepada pelanggan dalam skala perusahaan. Namun untuk kepentingan yang lebih besar, saya perlu melakukan presentasi kepada pihak yang dituju sebagai pemasok.”
“Saya bersyukur dapat belajar banyak di program Bangkit karena kini saya mampu mengaplikasikan kemampuan hard skill terkait cloud computing dan juga soft skill seperti penggunaan Bahasa Inggris langsung di dunia kerja,” ujar Elsa.
Sementara Cahya memilih jalur cloud computing karena menyadari utilisasinya yang meningkat drastis baik dalam kalangan bisnis atau perusahaan maupun pribadi, yang kemudian dikaitkan dengan kemudahan akses pada teknologi mumpuni dan tentunya reliabilitas cloud.
Alumni Bangkit berusia 22 tahun asal Karawang ini menjelaskan, “Saya juga melihat cloud computing sebagai sebuah evolusi dari job desc system administration ataupun IT Infrastructure engineer, yang lapangan pekerjaannya masih sangat terbatas. Perkembangan teknologi ini tentu akan membuka peluang lebih besar lagi di Indonesia.”
“Di Bangkit, saya mempelajari cloud computing secara umum dengan memahami bagaimana sebuah sistem IT terbentuk. Karena basic saya awalnya lebih berfokus ke software engineering, bukan system engineering, hal inilah yang bisa dikatakan sebagai tantangan sendiri. Namun, mempelajari seluk beluk sistem tersebut membuka pikiran saya tentang IT. Kehadiran Instructor-Led Training, tech class, soft skill course, dan English Session juga menambah keseruan belajar selama 900 jam di program ini.”
Setelah sukses menuntaskan kiprahnya di Bangkit, Cahya mengambil sertifikasi Associate Cloud Engineer (ACE) dan melamar magang di PricewaterhouseCoopers Indonesia. Setelah menjalani serangkaian proses rekrutmen, akhirnya Cahya diterima sebagai IT Infrastructure VE Intern. Dia bertanggung jawab untuk menerapkan dan memelihara sistem IT.
“Saat wawancara dilakukan, proyek puncak saya di Bangkit menarik minat perekrut saya. Dia mengajukan banyak pertanyaan tentang detail produk saya dan bagaimana membangun sistem. Siapa sangka proyek itu membantu saya diterima di perusahaan ini,” tutup Cahya.
Bangkit adalah program kolaborasi dengan para founding partners yaitu Kemendikbud Ristek, GoTo dan Traveloka untuk membantu Indonesia mencetak talenta digital yang andal. Diperkenalkan pada tahun 2020, Bangkit menawarkan 3 pilihan jalur pembelajaran yaitu Machine Learning, Mobile Development dan Cloud Computing. Informasi lebih lengkap tentang Bangkit dapat disimak di sini.
Pada acara Google for Indonesia 2022, Google Play mengumumkan kemitraan bersama Unity dan Asosiasi Game Indonesia dengan meluncurkan program Google Play x Unity Game Developer Training. Program ini membuka peluang bagi game developer juga mahasiswa di 21 universitas di Indonesia untuk mendapatkan pelatihan dan sertifikasi dari Unity. Di bawah ini merupakan tiga talenta muda Indonesia yang berhasil lulus dari ujian yang menantang dan telah menjadi Unity Certified Associate Game Developer.
Sejak diumumkan, program ini mendapat sambungan hangat dari para developer game muda di Indonesia, salah satunya Muhammad Ramadhan Rizki Daulay, pemuda 23 tahun asal Medan yang sekarang berkarir sebagai junior programmer di Digital Breeze Interactive. Baginya, dengan mengikuti program ini, ia mendapat kesempatan bertemu dengan komunitas yang memiliki ketertarikan yang sama sehingga terdapat banyak peluang untuk berdiskusi dan berkolaborasi.
“Selain bermanfaat, program ini menurut saya sangat membantu industri game di Indonesia. Dengan banyaknya developer yang mendapat pelatihan, semakin banyak pula developer game berkualitas di Indonesia,” ujar Rizki. “Melalui program ini, saya mendapat teman dan koneksi baru di industri game yang bisa melahirkan kolaborasi baru. Program ini cocok bagi siapapun yang ingin memulai karir di industri game atau para developer yang sudah masuk di industri.”
Perluas koneksi dengan sesama developer game di Indonesia
Bagi Ahmad Tuflihun, pemuda 23 tahun asal Pontianak yang sekarang telah berkarir sebagai augmented reality developer di nuMetagen, mengikuti program Unity Certified Associate Game Developer memotivasinya untuk menguji kemampuan dan meningkatkan keterampilan yang dimiliki. Terlebih dengan program yang didukung Google, ia optimis dapat mengetahui standar pemrograman di ranah global.
“Melakukan ujian sertifikasi sangat penting, terutama bagi seseorang yang kurang percaya diri dengan kemampuannya atau belum berani memulai karir di bidang yang diinginkan. Tidak hanya programmer, bahkan desainer juga perlu melakukannya,” terang Ahmad. “Banyak hal yang masih perlu dieksplorasi, kita bisa belajar bersama untuk memahami berbagai macam pola desain suatu aplikasi atau game. Pengalaman ini membuka wawasan untuk meningkatkan kemampuan lebih tinggi lagi.”
Tingkatkan rasa percaya diri akan kualitas developer game di Indonesia
Sebagai orang yang sudah menaruh minat tinggi terhadap dunia game development sejak di bangku sekolah, Gerardo Keandre Lisrianto, pemuda 22 tahun dari Bekasi yang saat ini telah menjadi junior Unity developer di Magnus Digital Indonesia, merasa platform Unity Pro Training menawarkan banyak kursus dan jalur pembelajaran yang menyenangkan.
“Semua pelatihan dan ujian yang ditawarkan disusun secara rapi dan memiliki nilai yang sangat tinggi. Mengikuti program pelatihan membantu saya mempelajari cara membuat ekosistem dan alur kerja yang baik untuk tim developer game, bagaimana merencanakan sebuah proyek dan mengembangkannya, juga mengetahui praktik terbaik dalam pengembangan game Unity,” tutup Gerardo.
Kesempatan belajar yang luas dan gratis
Para peserta yang berhasil mengikuti program, dapat memilih tiga jalur pembelajaran terkait pengembangan game yaitu sebagai developer, artist, atau programmer. Selain mendapatkan materi pelatihan yang berstandar global, program ini pun menawarkan berbagai kesempatan menarik bagi para pesertanya. Para peserta juga mendapat peluang untuk mengikuti pelatihan lain diluar learning path yang dipilih secara gratis.
Di Google for Education, kami terus mengembangkan produk dan alat baru untuk membantu siswa dan guru meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam belajar dan mengajar, di mana pun lokasi mereka serta bagaimanapun mereka melakukannya.
Sebagai bagian dari komitmen ini, kami ingin memastikan setiap siswa dan guru dapat memanfaatkan berbagai alat untuk menciptakan pengalaman belajar-mengajar yang lebih personal, kolaboratif, mudah diakses, dan aman.
Dirancang untuk pembelajaran yang lebih personal
Kami percaya pemanfaatan teknologi di ruang kelas dapat mengoptimalkan efektivitas pengajaran sekaligus meningkatkan hasil belajar.
Di Google Classroom, guru akan dapat membantu siswa mengasah kemampuan literasi melalui aktivitas membaca menggunakan Read Along. Aplikasi baru ini mempermudah guru dalam menjalankan sistem pembelajaran terdiferensiasi (differentiated learning) dan mendapatkan insight tentang progres perkembangan siswa. Anda dapat menyatakan minat untuk ikut serta dalam program akses awalnya, yang tersedia dalam bahasa Inggris.
Dengan fitur set latihan, tidak lama lagi guru dapat memberi setiap siswa perlakuan yang lebih relevan dengan menambahkan materi sendiri maupun menggunakan materi siap pakai yang disarankan dengan bantuan AI. Selain itu, saat membuat tugas dengan video YouTube, guru akan dapat menyisipkan pertanyaan interaktif untuk menguji pemahaman siswa saat menonton. Guru dapat menyusun pertanyaan sendiri atau tinggal memilih dan mengedit pertanyaan siap pakai yang disarankan dengan bantuan AI. Versi beta fitur ini akan segera hadir dalam bahasa Inggris. Nyatakan minat Anda untuk ikut serta dalam program beta kami yang tersedia dalam bahasa Inggris, Spanyol, Portugis, Jepang, dan Melayu.
Screencast adalah fitur Chromebook yang sangat membantu kegiatan belajar-mengajar, dengan update baru yang meliputi alat demo dan kemampuan menonton screencast dengan web player pada komputer desktop atau tablet apa pun. Anda dapat menghubungkan Screencast dengan moderator cast, yang memungkinkan guru dan siswa membagikan layar mereka secara nirkabel ke sebuah layar sentral menggunakan kode akses yang aman.
Hari ini, kami ingin pula memperkenalkan Google for Education App Hub, sebuah tempat terpusat untuk mencari semua aplikasi yang terhubung ke Google Workspace for Education dan Chromebook. Di Google for Education App Hub, baik guru maupun admin akan menemukan fitur yang dapat ditambahkan dengan mudah ke dalam tugas Classroom melalui add-on Classroom, berbagai alat yang dapat membantu mengefisienkan manajemen kelas dan nilai dengan integrasi SIS, dan aplikasi yang dapat disediakan dan dikelola dengan mudah dari Konsol Google Admin menggunakan lisensi aplikasi.
Dirancang untuk pembelajaran yang lebih kolaboratif dan mudah diakses
Kami juga mengumumkan fitur baru di Google Meet. Di dalam Meet, tile pairing akan memungkinkan dua orang disetel sebagai pasangan agar keduanya disoroti saat salah satunya berbicara, misalnya seorang presenter dipasangkan dengan penerjemah bahasa isyarat. Kami juga menambahkan fitur tanya jawab dan polling ke livestream untuk mempermudah interaksi dengan audiens yang lebih besar. Sementara itu, di Education Plus, kami meningkatkan jumlah maksimal peserta Meet menjadi 1.000 sehingga Anda dapat terhubung dengan lebih banyak warga sekolah sekaligus.
Selama tahun lalu, kami telah menguji coba beberapa fitur Google Classroom yang dimaksudkan untuk membantu para pemimpin pendidikan mendukung guru dan siswa dengan berbagai cara baru serta membuka lebih banyak peluang kolaborasi. Saat Classroom Analytics diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang, sejumlah pemimpin pendidikan yang telah ditentukan akan dapat melihat insight tentang performa dan engagement siswa, termasuk penyelesaian tugas, tren nilai, dan penggunaan Classroom – sedangkan guru pun akan dapat melihat informasi serupa untuk kelas mereka. Tersedia secara global di Classroom, pemimpin pendidikan yang telah ditentukan dan staf pendukung mereka sekarang dapat sejenak mengunjungi kelas untuk membantu guru tanpa perlu ditetapkan sebagai rekan guru.
Kemudian dengan bantuan AI, kami menambahkan beragam fitur bawaan yang mudah digunakan ke browser Chrome. Pada bulan Maret, kami mengumumkan bahwa mode baca akan hadir di browser Chrome pada perangkat ChromeOS. Mode baca adalah alat yang tersedia di sidebar untuk mempermudah siswa membaca teks dengan memperbesarnya, mengubah hurufnya, dan menghilangkan distraksi. Sekarang, alat ini akan segera tersedia di browser Chrome pada semua jenis komputer. Dan dengan teknologi pengenalan karakter optis (OCR) PDF, pengguna aplikasi pembaca layar (screen reader) akan dapat mengonversi gambar menjadi teks untuk PDF di browser Chrome pada ChromeOS untuk mengakses dan membacanya. Mode baca dan konversi gambar menjadi teks akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang.
Dirancang untuk mendukung pembelajaran yang lebih aman
Kami membuat sejumlah alat baru untuk membantu siswa belajar di lingkungan digital yang aman dan nyaman. Dengan tambahan kontrol baru di Google Workspace for Education, kami memberikan akses kontekstual yang lebih baik untuk membantu admin mengatur siapa saja yang boleh mengakses aplikasi tertentu dalam sebuah organisasi dan kapan mereka boleh melakukannya. Selanjutnya, kami meningkatkan sistem perlindungan spam di Drive dengan memperkenalkan tampilan baru yang mempermudah Anda untuk memilah dan memeriksa file, memutuskan apakah suatu file akan Anda anggap spam, dan melindungi diri dari konten yang berpotensi tidak pantas atau tidak diinginkan.
Pada Chromebook, kami menambahkan lebih banyak lagi kontrol data ChromeOS sehingga admin dapat memberlakukan aturan untuk melarang tindakan menyalin dan menempelkan konten (misalnya dari alat berbasis AI), men-screenshot layar, dan membagikan atau mencetak layar. Admin IT dapat membuat strategi perlindungan informasi dengan aturan yang didasarkan pada sumber atau destinasi data serta akses pengguna. Sedangkan bagi siswa dan guru, beberapa tombol privasi baru di setelan akan memberikan lebih banyak kontrol privasi dengan memungkinkan mereka menonaktifkan kamera dan mikrofon saat tidak digunakan.
Kami percaya fitur-fitur ini akan membantu sekolah menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan produktif bagi semua siswa.
Willie Salim, seorang kreator yang khas dengan beragam konten “mari kita borong”, belum lama ini merayakan satu pencapaian signifikan dalam perjalanannya sebagai konten kreator di YouTube. Mengawali channel YouTube di tahun 2014 dan mulai fokus dalam konten berdurasi pendek dan di YouTube Shorts sejak 2022, Willie berhasil mencapai Diamond Creator Award setara dengan lebih dari 10 juta subscribers.
Dalam kesempatan ini, Tim YouTube berbincang langsung dengan Willie seputar perjalanan nya hingga tips bagi para kreator lainnya. Mari kita simak obrolannya.
Bagi yang belum mengikuti kamu, perkenalkan diri kamu dan beri tahu kami sedikit tentang kanal dan cerita perjalanan kreatif kamu!
Hai! Nama saya Willie Salim, dan saya berusia 21 tahun. Sebenarnya saya memulai menjadi YouTube kreator secara tidak sengaja, namun saya sudah bercita-cita menjadi content creator sejak kecil karena saya tumbuh besar dengan menonton video YouTube, dan masih sampai sekarang dari kreator seperti Edho Zell dan lain-lain.
Saya masih SMA saat pandemi dimulai dan saya mulai membuat video di YouTube. Saya mulai dengan Shorts, dan menjadi semakin konsisten dalam membuat video. Ketika saya mulai mendapatkan uang dari membuat konten, saya menyadari bahwa uang yang saya peroleh dapat membantu orang lain. Selama pandemi, banyak usaha kecil kesulitan menjual produknya, jadi saya membuat video di mana saya membeli semua produk dan mengembalikannya ke masyarakat. Sejak saat itu, konten saya menjadi viral. Sesuatu yang tidak saya bayangkan sebelumnya! Sejak saat itu, berbagi dan membantu masyarakat sekitar menjadi inspirasi dan misi saya. Karena ketika saya membuat konten seperti itu, itu membuat semua orang senang. Saya senang melakukannya, pemilik usaha kecil juga senang, dan penonton pun senang!
Kami melihat bahwa kamu aktif membagikan video Shorts dan video berdurasi panjang. Apa perbedaan proses pembuatan video Shorts dan video berdurasi panjang? Ada tips untuk kreator lain dalam memanfaatkan berbagai format di YouTube?
Semuanya sangat berbeda dari konsep ide hingga produksi!
Selama proses kreatif, saya menggunakan poin-poin untuk video Shorts agar tidak 'keluar dari skrip'. Untuk video berdurasi panjang, saya 'mengikuti arus' sehingga terasa lebih natural bagi penonton.
Selama produksi, saya hanya menggunakan kamera ponsel untuk merekam semuanya. Untuk video panjang, saya menggunakan minimal 2 kamera.
Selama proses edit, saya memotong semuanya untuk Shorts dan hanya memasukkan "esensi" dari apa yang ingin saya sampaikan dalam video. Saya juga berbicara lebih cepat dan lebih ringkas tanpa jeda. Intonasi saya juga berbeda - di video Shorts saya terlihat seperti 'berteriak' kepada penonton, sedangkan saya lebih santai di video berdurasi panjang.
Menurut saya, Shorts adalah platform yang bagus bagi kreator baru untuk mulai berkreasi, karena lebih mudah dan juga lebih murah dalam proses produksinya. Shorts juga dapat membantu kreator baru untuk mendapatkan penonton dan dapat ditemukan oleh penonton dengan cepat. Bagi kreator baru, penting juga untuk konsisten, mengetahui apa yang disukai penonton, dan juga terbuka terhadap masukan karena terkadang apa yang menurut Anda keren dan menarik belum tentu keren dan menarik bagi orang lain.
Banyak kreator konten menonton video kamu untuk mendapatkan inspirasi dan belajar dari kamu! Siapa saja kreator yang videonya kamu suka tonton dan apa yang membuatnya menarik bagi kamu?
Saya banyak menonton konten lain dari kreator yang berbeda, baik kreator Indonesia maupun kreator internasional lainnya, terutama yang memposting konten serupa dengan saya. Saya juga penggemar berat MrBeast. Saya merasa memiliki visi yang sama dengannya dalam hal pembuatan konten dan saya sangat ingin berkolaborasi dengannya!
Saya juga suka menonton video makanan di YouTube, dan saya penggemar Mark Weins dan Strictly Dumpling. Sebenernya waktu kecil pengen jadi food vlogger karena suka explore kuliner.
Kamu terkenal dengan banyaknya belanja camilan/makanan dan tantangan Shorts/video - dapatkah kamu berbagi lebih banyak tentang cara kamu merencanakan, merekam, dan mengedit video kamu?
Saya memikirkan sendiri semua ide konten saya. Biasanya setiap awal bulan, saya membutuhkan waktu 1-2 hari hanya untuk memikirkan, menulis, dan merencanakan ide konten bulan ini. Ini termasuk tujuan apa yang ingin saya capai atau hal apa yang ingin saya kembangkan di bulan itu. Kemudian, saya membuat rencana mingguan. Jika rencana konten saya tidak berhasil atau jika performa video tidak sebaik yang saya inginkan, saya akan menyesuaikan rencana saya dan bereksperimen pada hal lain.
Tim saya akan banyak membantu saya selama produksi untuk pembuatan video dan pengeditan, tetapi mereka juga akan memberikan umpan balik atas ide saya.
Kamu selalu memiliki ide segar untuk video Shorts dan video kamu, dari mana kamu menemukan inspirasi untuk video kamu dan apa yang kamu lakukan saat kehabisan ide?
Saya biasanya istirahat dari membuat konten dan pergi berlibur jika kehabisan ide. Saya pikir sangat penting untuk istirahat sejenak dan bersantai. Karena biasanya ketika kamu melakukannya, ide-ide segar akan muncul dengan sendirinya. Saya juga menemukan bahwa berjalan membantu saya untuk berpikir. Saya hanya berjalan dan membawa salah satu tim saya untuk menuliskan semua yang saya katakan tentang saat saya berjalan dengannya.
Tidak hanya menjadi kreator pertama di Komunitas Kreator Shorts Indonesia yang mencapai 10 juta pengikut, kamu juga telah menunjukkan konsistensi dalam jumlah views, likes, dan komentar, bagaimana kamu menjaga interaksi dengan penonton? Bagaimana kamu memastikan mereka dapat memahami dengan Shorts dan video-video kamu?
Saya memiliki dua aturan dalam hal membuat konten:
Pertama, saya membuat konten karena saya ingin membuatnya, saya menikmatinya, dan saya merasa puas dengannya.
Kedua, saya membuat konten karena saya tahu audiens saya akan menyukainya.
Mengetahui penonton kamu sangat penting, dan kamu dapat melakukannya hanya dengan memeriksa komentar di video kamu dan melihat apa yang mereka bicarakan. kamu juga dapat tetap relevan dengan audiens kamu dengan memeriksa kalender acara selama bulan tersebut dan mengetahui apa yang terjadi di sekitar kamu. Juga, jangan takut untuk menggunakan imajinasi kamu. Bahkan imajinasi masa kecil! Misalnya, ketika kamu masih kecil, kamu ingin tinggal di kastil, bukan? Itu sebabnya saya menyebut rumah saya "kastil" di video saya, untuk menghidupkan imajinasi masa kecil semua orang!
Ada banyak kreator atau calon kreator, apa saran kamu untuk mereka, terutama untuk kreator baru?
Saya punya tiga tip:
Berani. Ketika ingin menjadi kreator, kamu harus siap dan berani menghadapi segala konsekuensinya. Akan ada masa-masa sulit juga, seperti komentar negatif atau kebencian misalnya – yang sebenarnya tidak perlu kamu baca jika tidak mau.
Jadilah inovatif. Kamu tidak perlu membuat sesuatu yang baru, kamu dapat membuat dari sesuatu yang sudah ada. Kamu dapat mengikutinya tetapi berikan sentuhan kamu sendiri. Carilah konten viral, ambil 'esensinya', dan sesuaikan untuk menjadikannya milik kamu.
Tekun. Kamu tidak hanya harus konsisten, tetapi kamu juga harus berusaha menjadi lebih baik agar kamu selalu dapat meningkatkan diri.
Apa yang akan menjadi rencana kamu untuk masa depan? Adakah proyek atau inisiatif yang membuat kamu bersemangat?
Saya punya begitu banyak rencana! Namun untuk saat ini, saya senang membantu ibu saya membangun karier di bidang kreator sendiri! Dia banyak muncul di kanal saya dan sudah memiliki akunnya sendiri di platform lain, semoga segera di YouTube. Saya juga tertarik untuk membuat konten yang berfokus pada anak-anak.
Untuk jangka panjang, saya sangat ingin membangun yayasan. Saya ingin membantu sebanyak mungkin komunitas di Indonesia. Saat ini saya sedang belajar bagaimana mewujudkannya.