Semakin saling terhubungnya orang, brand, dan organisasi sebagai akibat dari perkembangan teknologi, tidak hanya membawa perubahan pada masyarakat, tetapi juga dampak ekonomi. Hari ini, YouTube ingin mengumumkan laporan baru yang disusun bersama firma konsultan independen Oxford Economics, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekosistem kreator dan partner YouTube telah menghasilkan nilai ekonomi yang cukup besar bagi ekonomi Indonesia.
Laporan ini mendapati bahwa YouTube merupakan platform multiformat yang tidak hanya memberikan manfaat finansial langsung dan tidak langsung yang nyata bagi para kreator, tetapi juga membantu mereka menjangkau audiens global dan mengeksplorasi berbagai sumber pendapatan lain melalui kemitraan brand, pertunjukan live, dan banyak lagi. Hasilnya pun dapat dinikmati oleh lebih banyak pihak yang terlibat dalam pekerjaan mereka, bukan hanya kreator atau creative entrepreneur saja. Saat ini, lebih dari 400 ribu kreator dan partner di Indonesia mempekerjakan orang lain untuk menggarap channel YouTube mereka.
Lebih jauh lagi, laporan ini menyoroti dampak dan pengaruh perkembangan basis kreator YouTube di Indonesia, beserta efek riaknya pada keseluruhan ekonomi kreatif di lima vertical, yaitu Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Pendidikan, Kreatif, Musik, dan Media.
Selama lebih dari 11 tahun, YouTube telah mendukung para creative entrepreneur untuk mengejar target profesional mereka, memfasilitasi mereka untuk berbagi minat dan ide dengan khalayak luas, sambil menghasilkan uang dari sana. YouTube telah berkembang dari sekadar tempat untuk meng-upload dan membagikan video menjadi platform untuk menemukan audiens, terhubung dengan mereka, dan terus mengembangkan bisnis. Ekonomi kreator di negara ini berpotensi untuk menjadi suatu soft power, sebagai faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan bahkan budaya.
Tiga tahun yang lalu, kreator Indonesia hanya memiliki satu cara monetisasi di YouTube, yaitu Program Partner YouTube (YPP), saat ini, mereka dapat membangun bisnis dan menghasilkan uang dengan 8 cara di YouTube.
Tentang kontribusi ekonomi YouTube, Gautam Anand, Vice President & Managing Director, YouTube Asia Pacific, berkata, “Saya senang sekali melihat dampak dan pengaruh nyata ekonomi kreatif YouTube di Indonesia. Semakin banyak kreator Indonesia menemukan peluang dan audiens di YouTube. Lebih dari 600.000 kreator di Indonesia telah menerima pendapatan yang terkait dengan kehadiran mereka di YouTube, dan lebih dari 6.000 channel di Indonesia telah menghasilkan uang dari produk monetisasi alternatif pada bulan Desember (2022) saja, naik sebesar 170% dibandingkan tahun sebelumnya. Seiring kreator dan artis kita membangun generasi baru perusahaan media dengan jangkauan global, dampak mereka pada kesuksesan ekonomi secara menyeluruh jelas akan bertambah besar. Kami terus berfokus untuk mengembangkan ekosistem kreatif ini dan membantu para kreator untuk sukses melalui berbagai program partner, inisiatif peningkatan kemampuan, dan opsi monetisasi lainnya.”
Keberhasilan ratusan ribu kreator ini, ditambah ketersediaan berbagai format konten di satu platform, telah menginspirasi lebih banyak orang untuk menggunakan YouTube agar dapat memadukan berbagai format narasi kreatif dengan mudah dalam mengembangkan channel dan bisnis mereka. Sebanyak 86% kreator yang menghasilkan uang dari YouTube setuju bahwa pendapatan dari iklan pada konten YouTube mereka merupakan sumber penghasilan yang penting bagi mereka, sedangkan 73% UKM yang menggunakan YouTube setuju bahwa platform ini sangat penting untuk pertumbuhan bisnis mereka.
“Seiring dunia yang kian terhubung, YouTube telah menjadi platform berbagi video yang menginspirasi banyak kreator untuk tidak hanya menuangkan ide kreatif mereka, tetapi juga membuat aktivitas mereka menjadi bisnis yang menguntungkan. Pada 2022, data internal kami menunjukkan jumlah channel yang menghasilkan Rp100 juta per tahun telah naik sebesar 35% dari tahun ketahun. Namun, pelajaran yang kami petik adalah, keberhasilan para kreator ini tidak hanya dinikmati oleh mereka saja, tetapi juga orang lain di sekeliling mereka. Khususnya, laporan ini menunjukkan bahwa lebih dari 400 ribu kreator dan partner di Indonesia mempekerjakan orang lain untuk menggarap channel YouTube mereka dan 81% kreator yang menghasilkan uang dari YouTube setuju bahwa YouTube telah memunculkan peluang untuk orang-orang di komunitas mereka,” jelas Olavina Harahap, Senior Product Marketing Manager, YouTube Southeast Asia.
YouTube juga memberikan dampak yang lebih dalam, bukan hanya efek riak ekonomi kreator Indonesia saja. Ini dibuktikan dengan kemitraan yang telah lama kami jalin dengan industri berita Indonesia serta semua hal yang telah kami lakukan untuk mendukung perusahaan media. Terbukti dengan hampir 70% perusahaan media setuju bahwa YouTube merupakan sumber pendapatan yang penting bagi mereka, sementara 73% perusahaan media yang memiliki channel YouTube setuju bahwa YouTube membantu mereka menjangkau audiens baru di seluruh dunia.Tidak hanya oleh perusahaan media, dampak YouTube pun dirasakan oleh para kreator dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Menurut laporan ini, 76% pengguna setuju bahwa YouTube menyediakan kesempatan belajar dan berkembang yang sama bagi semua orang. Perusahaan media maupun musik yang memiliki channel YouTube pun mengiyakan bahwa platform ini tidak hanya meningkatkan ketersediaan talenta kreatif di industri mereka, tetapi juga membantu mereka untuk tampil di hadapan penonton global.
Salah satu dari banyak contoh nyata yang bisa kita temukan adalah Paman APIQ, salah satu channel matematika terbesar di Indonesia milik seorang guru dari Bandung bernama Agus, yang terkenal dengan trik matematika 7 detiknya. Selain itu, ada juga musisi dari Lombok bernama Tami Aulia, yang memulai perjalanannya dari seorang mahasiswi yang senang belajar dan berbagi pengetahuan tentang musik sambil membawakan ulang lagu-lagu populer. Kini, dia telah menjadi musisi full-time dengan channel yang memiliki lebih dari 3,96 juta subscriber dan ditonton total lebih dari 900 juta kali.
“Menurut saya, YouTube punya jangkauan paling luas dibanding platform lain. Komunitas YouTube yang kuat juga mendorong dan menantang saya untuk terus berkreasi dan membagikan konten resep memasak yang dapat digunakan masyarakat Indonesia untuk usaha rumahan mereka ataupun untuk dimakan sendiri. Saya senang sekali saat mendengar beberapa penonton saya berhasil membuka usaha rumahan karena mengikuti resep yang saya bagikan di YouTube,” kata Devina Hermawan, Chef, Kreator Konten, Wirausaha, dan Penulis.
Dengan terus tumbuh pesatnya komunitas kreatif ini, di mana segala macam kreator dari seluruh nusantara berkarya membuat konten yang menghibur dan bermanfaat, YouTube sungguh telah menjadi tempat belajar dan bereksplorasi bagi ratusan juta masyarakat Indonesia, sekaligus menunjukkan unsur-unsur terbaik dari budaya Indonesia kepada dunia.
Data Google Trends di Indonesia menunjukkan penelusuran “HP Lipat” di YouTube dan Google tumbuh lebih dari 56%. Dengan banyaknya pilihan yang tersedia di pasar, 1 dari 2 orang Indonesia yang disurvei mengandalkan Google dan YouTube sebagai saluran utama untuk mendapatkan informasi terkait smartphone premium, diikuti oleh media sosial, TV/radio, media cetak, dan papan reklame.
Hal ini penting mengingat Indonesia merupakan pasar smartphone dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, dengan lebih dari 80% penduduknya memiliki smartphone. Indonesia juga merupakan pasar smartphone terbesar keempat di dunia, dengan jumlah pengguna smartphone diperkirakan meningkat 3x lipat hingga tahun 2025 dibandingkan tahun 2015, menjadikan Indonesia sebagai pasar utama untuk smartphone lipat. Meskipun telah ada di pasaran selama beberapa tahun, smartphone lipat kembali populer di kalangan masyarakat Indonesia dengan teknologi yang lebih canggih.
Tren smartphone lipat di Indonesia
Melihat tren yang meningkat tersebut, tahun ini Google melakukan survei konsumen dan menyampaikan insight dari survei tersebut. Samsung dan Infinix juga membahas faktor-faktor yang membentuk pertimbangan masyarakat Indonesia untuk membeli smartphone lipat. Reviewer teknologi populer, Dedy Irvan dari Jagat Review, dengan lebih dari 1,3 juta subscriber di YouTube, turut berbagi perspektif mengenai apa saja yang dicari konsumen saat membeli smartphone.
Berdasarkan hasil survei konsumen, ditemukan bahwa 3 dari 5 (62%) responden menginginkan smartphone lipat saat mereka nanti membeli smartphone baru. Survei dilakukan terhadap 1.514 responden berusia 18 – 55 tahun di berbagai provinsi di Indonesia.
Hal utama yang mendorong daya tarik smartphone lipat bagi masyarakat Indonesia dibandingkan smartphone biasa adalah inovasinya, dengan 7 dari 10 orang Indonesia melihat smartphone lipat sebagai “inovasi tercanggih” saat ini. Namun, faktor terbesarnya adalah bahwa smartphone lipat dipandang sebagai produk yang dapat lebih meningkatkan produktivitas, gaya hidup, dan kenyamanan.
“Masyarakat Indonesia memiliki minat tinggi untuk mengeksplorasi inovasi teknologi baru, tetapi mereka juga sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan, apa lagi rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone lebih dari 5,7 jam setiap hari,” kata Stephanie Elizabeth, Tech Industry Lead, Google Indonesia. “Berdasarkan survei, masyarakat Indonesia dari berbagai usia mencari smartphone yang dapat membantu mereka menjadi lebih produktif dan efisien. Dengan banyaknya eksposur terhadap manfaat perangkat lipat di YouTube dan Google, kami yakin itu juga membuat mereka membayangkan hal apa saja yang dapat dilakukan oleh produk-produk ini, sehingga membuat mereka makin berminat terhadap smartphone premium ini.”
Hampir 9 dari 10 responden setuju bahwa smartphone lipat model “flip” menawarkan kenyamanan dan manfaat gaya hidup yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa. Alasan paling populer masyarakat Indonesia mempertimbangkan untuk membeli smartphone lipat adalah faktor-faktor seperti portabilitas (ukurannya yang ringkas), kemudahan untuk melakukan panggilan video (tanpa perlu memegang smartphone), dan untuk membuat konten; serta dipandang sebagai aksesori yang stylish. Sedangkan smartphone lipat yang modelnya seperti “buku” dinilai lebih unggul dalam fitur produktivitasnya, di mana layarnya yang lebih besar memudahkan pengguna memakainya untuk bekerja, dipadukan dengan fungsi tablet PC, atau kemampuan multitasking yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
"Pasar foldable smartphone tercipta sejak kami memperkenalkan Galaxy Fold pertama di 2019. Menyikapi pasar yang terus tumbuh, kami bekerja sama dengan Google untuk menyempurnakan pengalaman HP Lipat di Galaxy Z Fold5 | Z Flip5 dengan fitur-fiturnya yang lebih relevan untuk penggunanya. Design Galaxy Z Flip5 yang mungil dan personal menjadi daya tarik utama yang membuat anak muda ikut tren join the flip side. Bekerjasama dengan Google telah menghadirkan pengalaman menjalankan berbagai aplikasi mulai dari video call, Google Maps, hingga menonton Youtube langsung di bigger cover screen. Kemitraan ini juga melahirkan kemampuan multitasking yang semakin optimal di layar besar Galaxy Z Fold5 dan S Pen, seperti task bar layaknya sebuah PC, hingga konektivitas antar perangkat yang semakin mudah dan lancar akan lebih mendukung produktivitas dan kreativitas penggunanya," jelas Lo Khing Seng, Head of MX Business, Samsung Electronics Indonesia terkait inovasi Samsung pada smartphone lipat.
Alur pembelian dan hal-hal yang harus dipertimbangkan oleh brand
Karena 50% konsumen cenderung membeli merek smartphone berbeda dari yang mereka miliki sebelumnya, hal ini menjadi peluang bagi marketer. Konsumen pun tetap berpikiran terbuka, dengan 81% responden mempertimbangkan setidaknya dua merek ketika mulai mencari-cari smartphone baru.
Dengan jutaan penayangan video terkait smartphone lipat di kanal kreator teknologi, hal ini menunjukkan peningkatan positif minat masyarakat Indonesia yang ingin memahami fitur dan manfaat produk. YouTube dipandang sebagai layanan video nomor satu di Indonesia yang menurut mereka paling banyak ditonton, survei konsumen kami menunjukkan satu dari dua calon pembeli mengandalkan ulasan dari pembuat konten sebelum melakukan pembelian. Meningkatnya popularitas video semacam ini membuat para marketer perangkat perlu memastikan bahwa merek mereka mudah ditemukan ketika masyarakat Indonesia mencari perangkat lipat di internet. Iklan video tetap efektif, dengan 84% penonton di Indonesia setuju bahwa iklan yang mereka lihat di video YouTube membuat mereka lebih cenderung mempertimbangkan suatu merek atau produk.
Menanggapi bagaimana konten video dapat mendorong strategi pemasaran, Chris Xu, General Manager Infinix Indonesia menjelaskan, “Di Infinix, kami tetap terhubung dengan konsumen muda melalui keterlibatan aktif dengan para kreator konten video. Keterlibatan ini merupakan komponen penting dari strategi pemasaran yang memungkinkan Infinix dapat efektif menjangkau para konsumen muda. Riset terbaru Infinix juga menunjukkan, hampir 70% pengguna menggunakan platform YouTube untuk mencari tahu tentang produk terbaru atau produk yang akan diluncurkan Infinix. Inilah alasan kreator video di YouTube berpengaruh signifikan dalam keputusan konsumen membeli produk".
Menariknya, survei ini menunjukkan bahwa hanya 4 dari 10 konsumen memilih untuk membeli dari toko resmi, baik offline maupun online, dibandingkan ritel yang menjual multi merek. Hal ini juga menandakan peluang bagi setiap merek untuk memiliki strategi saluran penjualan yang kuat, memastikan staf penjualan mereka siap, dan mereka juga memiliki keberadaan kuat di internet, terutama karena smartphone lipat masih relatif baru di pasar.
Setiap hari, ratusan juta orang di seluruh Indonesia membuka YouTube untuk menonton konten yang terbaik dan paling relevan untuk kebutuhan unik mereka, serta untuk terhubung dengan komunitas yang memiliki minat sama. Hari ini di YouTube Works Awards Southeast Asia: The Finale 2023, platform ini merilis hasil survei terbaru dari Kantar dan Ipsos, yang menemukan bahwa YouTube merupakan layanan video yang paling banyak ditonton dan disukai Gen Z Indonesia. Salah satu alasannya, YouTube memungkinkan mereka mengakses berbagai jenis konten di satu tempat, baik itu konten pendek, panjang, maupun livestream. YouTube juga dianggap memiliki koleksi konten yang begitu lengkap dan mendalam, sehingga orang dapat menggali lebih jauh topik yang mereka sukai dan memanfaatkan waktu secara lebih efektif daripada di platform video lain.
“Generasi Z Indonesia, yang sejak lahir sudah akrab dengan smartphone dan koneksi internet sepanjang waktu, menunjukkan antusiasme sangat besar untuk menggunakan YouTube. Kami telah melihat pertumbuhan dan minat yang luar biasa untuk YouTube. Dari penjelajahan topik hingga pendalaman, baik sendirian maupun bersama orang lain, YouTube adalah satu-satunya platform yang memiliki kelengkapan dan kedalaman konten di satu tempat,” jelas Ajay Vidyasagar, Regional Director, YouTube Asia-Pacific.
Seiring dengan terus berkembangnya lanskap digital, preferensi dan perilaku penonton pun ikut berubah. “Gen Z Indonesia mengonsumsi berbagai format video yang berbeda saat menonton. Malah, mereka cuma menghabiskan maksimal 24% dari waktu menonton mereka untuk mengonsumsi satu format. Namun, kami juga menemukan adanya peningkatan jumlah orang Indonesia yang menonton video pendek, dan 90% dari total responden Gen Z mengaku menggunakan YouTube Shorts,” tambah Ajay.
YouTube telah menjadi platform berbagi video yang dapat memadukan iklan dengan konten tanpa mengganggu pengalaman pengguna, sehingga kredibilitas pun terbangun antara brand dan audiens mereka dan memberikan hasil bisnis yang nyata. Sebanyak 84% penonton YouTube di Indonesia percaya dengan iklan yang tayang di video YouTube. Bahkan, 80% penonton YouTube mengatakan bahwa video iklan di platform ini membantu mereka mengambil keputusan yang lebih mantap saat akan membeli sesuatu.
“Dengan mayoritas populasi berada di usia 15 hingga 64 tahun, brand tidak hanya harus hadir di tempat dan waktu yang tepat bagi audiens, tetapi juga harus mampu menggunakan berbagai alat untuk mengembangkan kreativitas, meningkatkan efisiensi, dan mencapai hasil bisnis yang nyata. Artinya, mereka perlu merancang materi dan strategi iklan yang sesuai dengan semua perubahan ini, mengingat brand yang menggunakan aset kreatif vertikal telah terbukti mendapatkan 10-20% lebih banyak konversi per dolar di YouTube Shorts daripada kampanye yang hanya menggunakan aset lanskap saja,” jelas Randy Jusuf, Managing Director, Google Indonesia.
Dalam rangka membantu brand terus hadir di tempat yang tepat bagi audiens dan mencapai hasil bisnis, YouTube memperkenalkan beberapa solusi berteknologi AI yang dapat digunakan untuk mengefisienkan bisnis secara signifikan, meningkatkan ROI, dan membuka lebih banyak peluang, misalnya:
Flip & Trim, fitur untuk mengubah konten horizontal milik brand dan menyesuaikannya secara otomatis untuk feed Shorts.
Demand Gen yang memanfaatkan AI untuk menayangkan iklan di seluruh platform kami yang memiliki tingkat engagement tertinggi, termasuk YouTube dan Shorts.
Video Views Campaign yang membantu pengiklan memaksimalkan jumlah penayangan di seluruh format video YouTube dengan menyajikan materi iklan berperforma terbaik kepada audiens yang cenderung tertarik dengan brand mereka.
Fitur pembuat sulih suara (dubbing) dan animasi teks otomatis berteknologi AI untuk materi iklan yang sudah ada.
Indonesia menjadi tuan rumah YouTube Works Awards Southeast Asia 2023
Dalam rangka merayakan dan memberikan penghargaan kepada kampanye kreatif yang paling menarik dan efektif, YouTube Works Awards diadakan untuk ketiga kalinya melalui kemitraan dengan Kantar. Tahun ini, acara diselenggarakan pada tingkat regional untuk pertama kalinya, berjudul YouTube Works Awards Southeast Asia 2023, dengan Indonesia sebagai tuan rumah. Sebanyak 8 finalis dari YouTube Works Awards seluruh Asia Tenggara bersaing di 9 kategori plus Best of Markets di negara masing-masing. Penyelenggara menerima lebih dari 750 kiriman karya dari seluruh kawasan, dan menobatkan kampanye Ramadan BCA #TibaTibaTenang sebagai pemenang kategori ‘Best of Indonesia’ dan ‘Best of Festive’, sementara kampanye mereka #TolakDenganAnggun juga meraih penghargaan ‘The Changemaker’. Selain itu, Procter & Gamble’s Pantene memenangi penghargaan ‘The Collaborator’ untuk kampanye ‘Recharged Hair Recharged Me’ mereka.
“Kami senang sekali dinobatkan sebagai pemenang kategori Best of Indonesia dan Best of Festive. Melalui kampanye ini, kami ingin semakin menunjukkan bahwa BCA memiliki beragam solusi untuk semua kebutuhan finansial, terutama di momen penting seperti Ramadan, dengan 3 fitur unggulan, mulai dari bayar menggunakan QRIS, bayar Zakat online hingga belanja harian secara online. Dengan kemampuan unik YouTube untuk mengombinasikan format panjang dan pendek dalam menyampaikan narasi bersambung yang kami bawakan bersama artis ikonis Christine Hakim dalam kampanye #TibaTibaTenang, dipadukan dengan beragam solusi berteknologi AI dari Google seperti Video Reach Campaign sebagai saluran media utama kami dalam menjalankan kampanye ini, kami berhasil menarik perhatian konsumen di periode yang paling sibuk di Indonesia tersebut. Kampanye ini memberikan hasil yang mengesankan dengan 61 juta kali ditonton, 62% view-through rate (VTR) – lebih tinggi daripada benchmark negara – serta +2.0 niat membeli,” papar Norisa Saifuddin, Senior Vice President of Marketing & Communications, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk.
“Sebagai praktisi pemasaran sendiri, saya telah menyaksikan langsung bagaimana YouTube membantu [brand] menjangkau audiens di waktu dan tempat yang tepat. Tahun ini, saya diberi kehormatan untuk menjadi salah satu Co-Deputy Jury untuk YouTube Works Indonesia 2023. Saya melihat banyak kreativitas dan pendekatan inovatif terwujud di YouTube. Semua kampanye pemenang ini benar-benar menunjukkan kreativitas luar biasa dalam berbagai aspek, termasuk pendekatan yang efektif untuk menyederhanakan perjalanan pelanggan melalui beragam format – baik panjang, pendek, maupun live – dan narasi kreatif yang memungkinkan mereka memaksimalkan penggunaan solusi AI yang tersedia di YouTube untuk menjangkau audiens di waktu dan tempat yang tepat, sehingga memberikan hasil bisnis yang nyata,” tutup Sandru Emil, Co-Deputy Jury YouTube Works Awards Indonesia 2023, Co-founder dan Creative Business Director Ambilhati.
Untuk informasi selengkapnya tentang YouTube Works Awards Indonesia 2023 dan YouTube Works Awards Southeast Asia 2023, silakan lihat di sini.
Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU), saat ini proporsi kaum muda yang merupakan first voter atau yang baru pertama kali memberikan hak suara, mencapai 55% dari jumlah pemilih keseluruhan. Kelompok ini pun rentan terpapar dan menyebarluaskan misinformasi. Diungkapkan juga oleh KataData dan Kominfo, 60% orang Indonesia mengaku pernah mendapatkan oleh misinformasi.
Berdasarkan riset Google bersama Jigsaw di Indonesia, terdapat tiga taktik manipulasi yang paling sering digunakan saat musim pemilu, yaitu:
Taktik merusak reputasi melalui konten yang sengaja dibuat untuk mencemarkan nama baik dan merusak reputasi seseorang.
Manipulasi gambar dan video melalui konten yang sengaja menggunakan gambar atau video di luar konteksnya disertai judul yang menyesatkan.
Taktik memancing emosi yang berisi konten misinformasi yang sengaja dibuat dengan memakai kata-kata berlebihan dan musik dramatis.
Berkomitmen melawan misinformasi, melalui program Tular Nalar, Google menggunakan metode pre-bunking untuk mengedukasi pengguna, terutama kelompok yang rentan digital seperti kaum muda dan lansia tentang berbagai taktik misinformasi yang ada. Tular Nalar juga bergabung dengan komunitas-komunitas anti hoaks dan literasi digital, penggerak literasi, ataupun kelompok yang peduli dengan isu-isu informasi.
“Kaum muda belum berpengalaman dalam memilih dan tidak terbiasa berpikir kritis dalam menerima informasi. Hal ini menyebabkan mereka mudah disesatkan oleh berita-berita hoaks. Sedangkan para lansia mengalami keterbatasan dalam menguasai teknologi dan hambatan dalam mencerna informasi. Ini juga dapat menjadikan mereka korban hoaks dan ujaran kebencian.” jelas Santi Indra Astuti, Perwakilan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan program Tular Nalar.
Santi menambahkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan penyebaran hoaks:
Menanamkan pola berpikir kritis yang kuat agar lebih teliti dan bijak dalam mengambil keputusan kompleks.
Meningkatkan penginderaan hoaks, dengan mempelajari tiga taktik manipulasi yang paling sering digunakan saat Pemilu agar lebih peka terhadap kemungkinan datangnya hoaks.
Periksa kembali berita mencurigakan di sejumlah situs media terpercaya, dengan menggunakan kata kunci terkait untuk mendapatkan referensi pembanding yang lebih akurat.
Gunakan Google Reverse Image Search untuk verifikasi foto dan menelusuri riwayat asli sebuah foto dari berita yang berpotensi menyesatkan.
Manfaatkan juga Google Lens untuk mengidentifikasi detil asal dari sebuah foto, sehingga kita terhindar dari penafsiran yang kurang tepat atas sebuah berita dengan foto.
Google.org juga telah memberikan hibah sebesar USD 2,5 juta ke Tular Nalar untuk menjalankan program dalam melindungi masyarakat dari misinformasi dan hoaks, terlebih menjelang Pemilu 2024. Dalam dua tahun ke depan, Tular Nalar menargetkan membuka 500 kelas pelatihan di 38 provinsi di Indonesia bagi 1,6 juta masyarakat yang terdiri dari 1,2 juta pemula, 300 ribu lansia, dan 100 ribu masyarakat umum.
Selain itu, bersama dengan KPU, Bawaslu, Safer Internet Lab, Cek Fakta dan beragam mitra lainnya, Google meluncurkan kampanye “Recheck sebelum Kegocek”. YouTube pun juga menghadirkan inisiatif “Pause Dulu”. Kedua inisiatif ini diharapkan dapat membekali pengguna dengan kemampuan mengevaluasi informasi dengan memahami konteks di balik konten, sumber berita, dan mempertimbangkan ulang sebelum membagikan ke teman atau keluarga.