Sebagai pengakuan terhadap adaptabilitas pemasar dengan pola pikir digital-first, YouTube Works Awards edisi pertama di Indonesia kini telah mulai menerima pendaftaran. Bermitra dengan Kantar dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) pada proses penjurian, penghargaan ini akan memilih kampanye yang dirilis di YouTube antara 1 Januari 2019 hingga 31 Mei 2021. Kampanye tersebut harus sudah meningkatkan hasil bisnis dan memperlihatkan kreativitas dalam hal perencanaan media, penceritaan, serta kolaborasi strategis dan kreatif antara brand & kreator.
Tim marketing, media, kreatif, dan agensi dapat mengirimkan entri kampanye digital inovatif mereka melalui yt.be/works/id hingga 31 Mei, 2021. Syarat dan ketentuan ada di sini. Pemenang akan diumumkan pada September 2021. YouTube Works Awards akan dinilai oleh panel juri terkenal yang terdiri dari pemimpin bisnis dan pemasar yang paling disegani di Indonesia.
Delapan kategorinya yaitu: Best YouTube Innovation, Best Collaboration: Brand & YouTube Creators, Best Media Orchestration, The Unskippable, Best Storytelling, Best Creative Personalization, Best Creative Effectiveness, dan Force for Good. Selain itu, Grand Prix akan diberikan kepada satu pemenang kategori yang paling baik dalam menunjukkan hasil cemerlang, penceritaan, dan keefektifan kampanyenya.
“Kami membawa YouTube Works Awards ke Indonesia dengan antusias,” jelas Veronica Utami, Marketing Director, Indonesia, Filipina, dan SEA YouTube & NBU. “YouTube telah memberikan jangkauan dan skala masif yang mendorong dampak bisnis nyata di Indonesia melalui penceritaan yang hebat. Ini memberikan peluang untuk menghargai karya yang berhasil. Kami berharap untuk menyorot pengiklan dan agensi kreatif/media yang telah menghasilkan karya yang menginspirasi, memukau audiens, dan meningkatkan hasil bisnis.”
Juri lainnya, Ranjana Singh, CEO dari WPP, berkata, “Kreativitas dalam konten digital adalah salah satu faktor penjual utama dalam layanan atau produk yang sedang dipromosikan. Kampanye pemasaran yang sukses harus menjadi pengaruh positif terhadap bisnis. Penghargaan ini akan mengevaluasi apakah sinergi antara kreativitas dan teknologi sudah berhasil, didukung oleh wawasan dari YouTube yang membantu kampanye pemasaran menjangkau pelanggan yang dibidiknya. Saya tidak sabar ingin melihat kiriman mengagumkan dari Indonesia dan bekerja sama dengan juri untuk memilih yang terbaik.”
Rachel Goh, CMO dari Telkomsel, menambahkan, “Saya senang sekali menjadi juri untuk YouTube Works Awards yang pertama. Tak diragukan lagi, konten digital sangat penting untuk meraih konsumen. Interaksi pelanggan harus semakin unik supaya lebih tampil beda, interaksi harus memiliki rasa personal dan harus ‘klik’ dengan konsumen. Brand harus menceritakan kisah dan membangun kepribadian brand-nya dengan komunitas pelanggannya. Ini hanya bisa diwujudkan melalui pemahaman mendalam tentang konsumen dan pengakuan yang didukung oleh data. YouTube telah menjadi platform yang tepat bagi brand untuk mengenal dan menjangkau konsumen. Saya sangat menantikan acara penghargaan ini untuk mengapresiasi pemasar yang dapat menginspirasi orang lain terkait bagaimana meraih dan menjangkau konsumen dalam era digital ini.”
Angga Dwimas Sasongko, sutradara film, mengatakan, “Di YouTube kita bisa melihat iklan yang ditayangkan dalam berbagai durasi, mulai dari yang singkat hingga berupa web series. Hal ini tentu disajikan oleh para brand dengan mengolah data karakter audiens dan menggunakan kreativitas untuk menghasilkan karya yang mampu menarik perhatian bahkan mendorong penonton untuk menggunakan produk atau jasa mereka. Pada YouTube Works Award pertama ini, saya bersama juri lainnya akan memilih karya terbaik dari para brand. Saya berharap, penghargaan ini dapat semakin menginspirasi dan memotivasi para brand untuk terus menghadirkan iklan yang relevan dengan konsumen mereka.”
Penghargaan ini – yang diselenggarakan di lebih dari 20 negara, termasuk AS, Inggris Raya, Jepang, Korea, Malaysia, dan Vietnam – berbeda dalam hal bagaimana kampanye secara kreatif, strategis, dan efektif memaksimalkan YouTube untuk meraih hasil bisnis yang dapat dibuktikan. Penghargaan terbaru untuk kampanye YouTube antara lain:
Samsung Electronics, Starcom, R/GA dan Digitas North America (Amerika Serikat, 2020):
Kampanye Next-Level Hijack" berhasil meningkatkan pertimbangan pembelian keseluruhan sebesar 557%.
IKEA Canada, Jungle Media, dan Rethink Canada (Kanada 2019):
Kampanye “Bedtime” berhasil meningkatkan personalisasi secara signifikan dan mendorong ketertarikan merek sebesar 673%.
Quaker Oats, PepsiCo, dan AMV BBDO (Inggris Raya 2019):
Kampanye “Demonstrating the Power of the Oat” mendorong peningkatan 122% dalam ketertarikan terhadap brand.
Bisnis kecil dari semua jenis industri dan ukuran dapat memanfaatkan alat-alat digital untuk menemukan peluang penjualan baru, memasuki pasar baru, dan menciptakan lapangan kerja di lingkungannya. Berdasarkan hasil survei McKinsey Global Institute, UKM yang menggunakan internet dengan intensitas tinggi tumbuh dua kali lebih cepat, mengekspor dua kali lebih banyak, menciptakan lapangan kerja dua kali lebih banyak, dan meningkatkan produktivitas lebih cepat daripada sesama UKM lainnya. Di Asia, UKM yang memiliki situs web hampir empat kali lebih berpeluang untuk mengekspor produknya daripada yang tidak memiliki situs web.
Berikut ini beberapa alat dan program Google yang dapat membantu bisnis berorientasi ekspor:
Google Trends dapat membantu bisnis untuk lebih memahami apa yang dicari pelanggan luar negeri.
Google Penelusuran membantu bisnis mengidentifikasi peluang bisnis di luar negeri dan meneliti pasar dengan lebih efisien.
Google Market Finder membantu bisnis membuat rencana ekspor, mengidentifikasi peluang internasional yang menjanjikan, dan mempromosikan produk mereka kepada konsumen di luar negeri.
Google Ads adalah cara efektif bagi bisnis lokal untuk menjangkau pelanggan yang tertarik dengan produk dan layanan yang ditawarkan.
YouTube membantu bisnis meningkatkan visibilitas global mereknya, mendorong antusiasme terhadap produk, dan menghasilkan peluang ekspor tanpa perlu melakukan investasi awal dalam jumlah besar untuk pemasaran global.
Google Workspace memudahkan untuk terhubung dengan kolega, mitra, dan pemasok di seluruh dunia dan membuat semua hal yang diperlukan untuk mewujudkan project.
Google Cloud membantu bisnis untuk secara instan membangun jejak global yang aman dan meningkatkan kualitas operasionalnya, tanpa perlu membangun infrastruktur IT milik sendiri di luar negeri.
Google Terjemahan menghapus batasan antara penjual dan pembeli dengan menyediakan terjemahan instan dalam 103 bahasa.
Google Play adalah app store serba ada untuk jutaan aplikasi, game, film, dan lain-lain. Bisnis dapat terhubung dengan pengguna di lebih dari 190 negara yang mencari segala hal, mulai dari hiburan hingga solusi produktivitas.
Android adalah platform seluler terpopuler di dunia, dengan lebih dari 2,5 miliar perangkat aktif bulanan di seluruh dunia.
Grow with Google bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi bagi semua. Keterampilan digital harus dimiliki dalam perekonomian saat ini, dan tujuan Grow with Google adalah untuk memastikan bahwa setiap pemilik bisnis memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dalam dan luar negeri.
Bisnis kecil adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, tetapi sebagian besar bisnis kecil di sini hanya berfokus pada pasar domestik. Untuk membantu mereka menemukan pelanggan dan meraih sukses di luar negeri, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk membantu:
Lingkungan regulasi
Regulasi yang membatasi aliran data lintas negara dapat menghambat kemampuan UKM untuk mengoperasikan situs web, memproses pembayaran digital, dan menjangkau pengguna di negara lain. Negara harus memastikan akses yang luas dan merata ke layanan internet serta kebebasan pergerakan data. Untuk melindungi bisnis yang sekarang mungkin memposting konten dan menerima komentar dan ulasan dari pihak ketiga, negara harus merangkul kerangka kerja hak cipta yang seimbang dan berbagai langkah untuk melindungi keterbukaan internet.
Keterampilan digital
UKM tidak selalu ahli dalam menggunakan internet. Sektor swasta dan pemerintah dapat berperan penting dalam memastikan bahwa UKM memiliki keterampilan yang dibutuhkan agar dapat menggunakan internet untuk mengekspor produknya. Pemahaman mengenai logistik ekspor juga penting.
Akses dan keterjangkauan
UKM membutuhkan akses broadband berkecepatan tinggi dan berbiaya rendah untuk membuat serta menjalankan bisnis berbasis web yang baik. Tak kalah pentingnya, pelanggan mereka juga harus memiliki fasilitas yang sama. Meskipun tingkat penetrasi internet broadband di beberapa negara Asia-Pasifik tergolong rendah, kawasan ini adalah rumah bagi lebih dari setengah pelanggan internet broadband di dunia, dan merupakan basis pelanggan potensial yang sangat besar. Semakin banyak orang memiliki akses internet, semakin banyak manfaat yang dapat dirasakan semua orang. Ini juga berarti bahwa platform online harus beroperasi di banyak negara dan dalam berbagai bahasa.
Memfasilitasi Perdagangan dan Liberalisasi Layanan
Dalam berbagai perjanjian perdagangan baru, negara harus berupaya mendorong hasil yang dapat mengurangi hambatan ekspor dan mencakup komitmen terhadap akses pasar dan prinsip perlakuan nasional bagi penyedia layanan e-commerce. Negara juga harus bekerja keras untuk melaksanakan komitmen-komitmen yang sudah ada. Prinsip privasi data lintas negara yang jelas dan fleksibel juga dapat membantu UKM untuk melakukan ekspor sekaligus melindungi konsumennya.
Transparansi dan Kepercayaan
Negara harus menerapkan regulasi yang meningkatkan kepercayaan bisnis dan konsumen terhadap e-commerce. Itu berarti pemerintah harus bersikap transparan terkait regulasi-regulasi baru dan alat edukasi online untuk memastikan bahwa bisnis memiliki informasi yang dibutuhkan untuk mengakses pasar baru.
Meningkatkan konektivitas perdagangan digital
Pemerintah harus menyusun strategi proaktif untuk memperluas ruang dan konektivitas internasional bagi perusahaan untuk ikut terlibat dalam perdagangan digital lintas negara. Salah satu caranya adalah melalui perjanjian perdagangan digital yang akan membantu mengurangi friksi dan fragmentasi perdagangan digital, serta memberikan kepastian kepada bisnis untuk berkembang dan berinvestasi. Cara lainnya adalah dengan aktif membangun mekanisme untuk memungkinkan UKM mentransfer data lintas negara. Beberapa contohnya seperti sistem APEC Cross-Border Privacy Rules (CBPR) dan ASEAN Model Contractual Clauses for Cross Border Data Flows yang baru-baru ini diadopsi. Dengan menggunakan kerangka kerja tersebut untuk mengurangi friksi perdagangan digital dan meningkatkan konektivitas digital, UKM akan memiliki peluang lebih besar untuk memasuki pasar baru dan meningkatkan skala bisnisnya secara global.
Google News Initiative (GNI) bersama dengan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bekerja sama mengembangkan bisnis digital siber online skala kecil dan menengah. Kerja sama ini diwujudkan melalui program Digital Growth Program (DGP). “Kerja sama ini untuk meningkatkan kapasitas media online dari aspek optimalisasi teknologi digital yang mendukung bisnis media digital,” kata Wenseslaus Manggut.
Secara khusus, Digital Growth Program membantu memecahkan masalah-masalah yang muncul ketika pemilik perusahaan media digital menjalankan bisnisnya. Bentuk kegiatan Digital Growth Program adalah 11 pelatihan online berseri yang terdiri dari lima tema yaitu pengembangan Audience, Advertising, Product, Data dan Reader Revenue. Workshop digelar sejak awal April hingga awal Agustus 2021.Kerja sama serupa juga dilakukan GNI di Korea Selatan dan Jepang. Workshop di tiga negara Asia Pasific ini berlangsung secara paralel dengan melibatkan narasumber dan moderator dari pelaku-pelaku media online yang kompeten dari negara masing-masing.
Pelatihan pertama dengan tema Audience telah berlangsung pada 1 April 2021. Mengangkat topik “Understanding Your Audience #1”, para peserta workshop pun mendapat pengetahuan tentang memahami konsumen berita, dan alat ukur yang relevan untuk membangun strategi pengembangan pembaca lebih luas dan loyal.
Tercatat 448 peserta dari Indonesia pelatihan ini. Dimoderatori oleh Adek Media Roza (Editor dan Researcher Katadata) dan pembicara tamu Suwarjono (Editor in Chief Suara.com), kegiatan pertama tersebut pun sukses dihadiri 148 peserta secara live, yang terdiri dari pelaku bisnis media dan stakeholder media online. Yudie Thirzano (Vice General Manager Tribunnews.com) telah mengisi workshop “Understanding Your Audience #2” yang berlangsung 15 April lalu. Sedangkan Iin Yumiyati (Editor in Chief News and Deputy Director Haibunda.com and Detik.com) mengisi “Understanding Your Audience #3” pada 29 April.
Sejumlah pimpinan media seperti, Irfan Junaidi (Editor in Chief Republika.co.id), Wenseslaus Manggut (CCO Kapan Lagi Youniverse/KLY), dan Wahyu Dhyatmika (Editor in Chief Majalah Tempo) akan mengisi materi workshop sesi selanjutnya.
Selain workshop, Digital Growth Program juga akan melaksanakan kegiatan pendampingan khusus (mentoring) melibatkan trainer-trainer Google dalam Lab 1:1. Pendampingan intensif diberikan kepada 10 publisher terpilih dari Asia Pasific untuk pendalaman lima materi dan sekaligus praktik selama sekitar 15 minggu. Khusus peserta Indonesia, AMSI dan Google akan melakukan seleksi bersama. Sekitar 2-3 publisher lokal yang aktif mengikuti workshop akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Labs 1:1.
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana setiap 26 April yang merupakan inisiasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana bertujuan mengajak semua pihak meluangkan waktu satu hari untuk melakukan latihan kesiapsiagaan bencana secara serentak.
Save the Children, dengan dukungan dari Google.org, berupaya untuk membangun ketangguhan anak dan keluarga, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan bencana. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan informasi dan pelatihan kepada anak lewat aplikasi BumiKita. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini, kesadaran publik tentang upaya pengurangan risiko bencana dapat meningkat.
Survei yang dilakukan Save the Children pada tahun 2019 di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Tasikmalaya menunjukkan bahwa 7 dari 10 anak tidak mengetahui cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana. Fitur “Bagaimana Jika” yang ada di aplikasi BumiKita menjadi favorit anak-anak untuk meningkatkan pengetahuan kesiapsiagaan bencana. Tercatat 80% pengguna aktif aplikasi ini telah menyelesaikan 11 skenario ancaman, termasuk pandemi.
Adji, seorang anak tuna wicara berusia 17 tahun, yang tinggal di daerah rawan gempa, longsor, dan kebakaran, bercerita, “Waktu itu saya bingung, takut, dan hanya bisa menangis sambil memeluk ibu saya. Saat itu saya tidak tahu apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi. Sangat penting bagi saya untuk mengedukasi diri soal bencana alam, karena itu saya memakai aplikasi BumiKita. Di sini saya bisa belajar sambil bermain lewat permainan “Bagaimana Jika” yang mengajari saya untuk selalu siap siaga karena bencana bisa datang kapan saja.”
Survei yang sama menunjukkan bahwa 70% anak berpendapat bahwa anak-anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, perlu mengetahui informasi kesiapsiagaan bencana. Sebanyak 60% pengguna aktif aplikasi BumiKita mengakses fitur Zona Pantau untuk melaporkan titik ancaman dan kejadian bencana secara real-time. Fitur inilah yang digunakan oleh Arfi, remaja berusia 17 tahun asal Tasikmalaya, yang pernah melaporkan titik ancaman dan titik bencana di Kabupaten Tasikmalaya melalui aplikasi BumiKita.
Arfi bertutur, “Saya punya adik laki-laki, namanya Hazka, berusia 11 tahun yang memiliki keistimewaan lewat down syndrome. Hazak menjadi orang yang pertama kali tahu perasaan saya jika saya memiliki masalah. Saat ini kita sedang menghadapi bencana COVID-19 dan saya khawatir menjadi salah satu penyebar, terutama ke keluarga, terlebih ke Hazka. Sejak itu, saya mulai giat mengedukasi diri melalui aplikasi BumiKita. Satu kewajiban bagi saya untuk mengedukasi diri terkait dengan pengurangan risiko bencana supaya bisa menyelamatkan orang yang saya sayangi kalau terjadi bencana sewaktu-waktu.”
Dari Survei tersebut juga diketahui bahwa 64% anak-anak mendapat informasi tentang bencana melalui media sosial. Akun media sosial yang diikuti anak sangat beragam, tentunya berpengaruh terhadap keakuratan data informasi. Di aplikasi BumiKita terdapat fitur “Cerita Warga” yang menjadi tempat semua orang bisa menceritakan pengalamannya dalam menghadapi bencana agar menjadi informasi bagi banyak orang. Lewat fitur ini, pengguna bisa membaca dan belajar dari pengalaman yang tertera di sana.
Regina, anak perempuan berusia 14 tahun asal Cileunyi yang pernah mengalami gempa di Pangandaran, bercerita, “Aku takut saat itu berpotensi tsunami, tapi aku tidak mau panik dan ingin mendapatkan informasi yang akurat, makanya aku membuka aplikasi BumiKita yang menyajikan informasi yang cepat dan akurat yang sangat penting ketika bencana alam terjadi. Aplikasi ini bersifat kolaboratif dan memiliki banyak manfaat, makanya aku mengajak orang tua, keluarga, guru dan teman untuk menggunakannya. Aplikasi ini juga seru karena bisa mendapatkan poin pengalaman dan masuk ke Leaderboard (papan peringkat).”
Leaderboard merupakan hasil eksplorasi dari Gamification. Menjalankan misi, mendapat experience point untuk mencapai level tertentu adalah salah satu pendekatan pembelajaran di era informasi digital. Regina menambahkan, “Aku bercita-cita menjadi seorang dokter anak karena anak-anak adalah kalangan yang paling rentan jika terjadi bencana. Oleh karena itu, aku mengajak teman-teman untuk belajar upaya pengurangan risiko bencana, terutama tentang cara mengevakuasi diri saat terjadi bencana.”
Indonesia tetap tangguh dalam menghadapi tantangan. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, PDB Indonesia mengalami kontraksi akibat dampak pandemi COVID-19. Namun, jika melihat ekonomi internet Indonesia saat ini, pertumbuhannya masih sehat, yaitu sebesar 11% dari tahun ke tahun.
Christian Lopulalan, Industry Analyst CPG, Google Indonesia, menjelaskan, “Sekitar 3-4 tahun yang lalu, digital masih menjadi salah satu tools bagi para pengiklan untuk menjangkau konsumen, tetapi tidak menjadi yang utama. Namun kita melihat, pandemi menyebabkan adopsi digital di Indonesia melompat lebih cepat dan menyebabkan digital menjadi tools dan kanal utama bagi pemasar untuk menjangkau konsumennya.”
Lewat semua perubahan yang terjadi pada tahun 2020, kami mengidentifikasi pembelajaran utama dari seluruh platform kami selama Ramadan sebelumnya. Tahun ini, minat terhadap spiritualitas, hiburan, kemudahan, dan berbelanja masih bertumbuh, namun kini minat tersebut dilakukan secara digital:
Spiritualitas: peningkatan 2 kali lipat pada penelusuran untuk “donasi” karena orang Indonesia ingin menyumbang secara digital selama Ramadan dan peningkatan 4 kali lipat pada penelusuran “kirim makanan/parcel”.
Hiburan: peningkatan 2 kali lipat pada penelusuran hiburan selama Ramadan dan 41% orang Indonesia meningkatkan penggunaan media streaming platform.
Kemudahan: 55% orang Indonesia lebih sering menggunakan aplikasi pengiriman makanan daripada sebelum pandemi.
Berbelanja: peningkatan pencarian sebesar 79% tentang bagaimana berbelanja online dan 44% tentang bagaimana menjadi penjual online.
Ramadan jelas merupakan masa di mana konsumen ingin memberikan yang terbaik dari diri mereka saat menghabiskan momen-momen berharga bersama teman dan keluarga. Namun, dengan segala sesuatu yang semakin mengandalkan digital, perpindahan melakukan perayaan secara online. Berikut yang dapat dilakukan oleh pemasar untuk dapat menjangkau konsumen mereka secara digital:
Menangkan audiens Anda di 5 detik pertama. Cobalah untuk tidak terlihat seperti iklan. Kalahkan perhatian singkat dari konsumen dengan menghadirkan konten yang menonjol dan tetap relevan.
Gunakan kembali cerita Anda. Seimbangkan cerita dan penjualan produk dengan menggunakan kembali aset lama dan menjadikannya iklan yang lebih pendek. Satu ide yang diceritakan dalam tiga cara berbeda dapat mendorong meningkatkan 133% niat membeli.
Buat materi iklan yang dipersonalisasi untuk mendapatkan dampak lebih. Pemasar dapat membuat materi iklan dengan memanfaatkan perilaku konsumen dan data. Dengan iklan yang dipersonalisasi, pemasar dapat meraih dampak 67% lebih tinggi pada iklan terintegrasi.
Ini hanyalah beberapa tren yang ditemukan oleh Google. Silakan baca “Winning Ramadan 2021 Playbook” di situs web Think With Google untuk mendapatkan laporan lengkapnya.
Rapat virtual telah menjadi pusat transformasi global di dunia kerja dalam setahun terakhir. Jauh sebelum pandemi, rapat virtual memainkan peran penting bagi tim-tim yang tersebar. Namun, rapat virtual saat ini menjadi perekat yang menopang hari kerja bagi banyak tim dan organisasi yang sebelumnya bekerja di tempat kerja fisik yang sama. Karena model hybrid menjadi bagian inti dari masa depan dunia kerja, kebutuhan akan pendekatan rapat yang imersif, aman, dan memprioritaskan pesertanya belum pernah lebih besar dari saat ini.
Di dunia kerja hybrid, rapat bukan saja bersifat virtual atau fisik. Rapat sering kali merupakan kombinasi dari virtual dan fisik karena pesertanya terhubung dari lokasi yang jauh dan lokasi yang sama. Jadi, konsep kesetaraan kolaborasi—kemampuan bagi siapa saja untuk berkontribusi, terlepas dari lokasi, peran, tingkat pengalaman, bahasa, dan preferensi perangkatnya—menjadi sangat penting.
Saat ini, kami mengumumkan inovasi baru di Google Meet yang akan meningkatkan pengalaman rapat, apa pun cara dan tempat pesertanya berpartisipasi. Secara khusus, kami memperkenalkan antarmuka pengguna (UI) baru, fitur keandalan yang lebih baik yang didukung oleh Google AI terbaru, serta alat yang menjadikan rapat semakin interaktif—bahkan menyenangkan—untuk semua pesertanya.
Antarmuka pengguna yang lebih kaya untuk rapat yang lebih produktif dan inklusif
Dengan mengembangkan inovasi yang telah kami luncurkan dalam setahun terakhir untuk menjadikan rapat lebih bermakna, inklusif, dan aman—mulai dari teks otomatis dalam lima bahasa, kontrol interaksi bagi pendidik dan siswa, hingga kapabilitas seluler baru yang membuat orang-orang terhubung di mana pun mereka berada—peningkatan Meet yang baru ini terutama terinspirasi oleh masukan dari pelanggan dan pengguna. Mulai bulan depan, pengguna desktop dan laptop akan melihat antarmuka pengguna baru yang lebih kaya dengan berbagai fitur yang mudah diakses yang akan membuat rapat semakin produktif dan inklusif.
Google Meet baru untuk web mencakup pembaruan untuk feed video, pengalaman penayangan dan presentasi, serta menu bawah. Guna mengurangi kepenatan rapat, kami memberikan lebih banyak kontrol kepada Anda terkait cara Anda menampilkan diri Anda sendiri dalam rapat. Anda dapat memilih agar feed video Anda ditampilkan dalam bentuk tile dalam grid atau gambar mengambang, yang dapat diubah ukurannya dan dipindahkan. Jika Anda tidak ingin melihat diri Anda sama sekali, Anda dapat dengan mudah mengecilkan feed Anda dan menyembunyikannya dari tampilan sepenuhnya. Kami juga akan menambahkan setelan yang memungkinkan Anda untuk menonaktifkan feed Anda sendiri di seluruh panggilan Google Meet.
Mengecilkan feed Anda sendiri dari tampilan
Untuk meningkatkan kepercayaan diri presenter selama rapat, kami juga meningkatkan pemasangan dan pelepasan pin konten. Ketika pin dilepas, tile presentasi menjadi berukuran sama seperti tile peserta rapat lainnya, sehingga Anda dapat melihat lebih banyak orang dalam panggilan dan mengukur reaksi dengan lebih baik.
Lepaskan pin untuk mengurangi ukuran tile presentasi dan melihat peserta rapat
Dalam beberapa bulan mendatang, kami juga akan menghadirkan opsi untuk menyesuaikan tampilan Anda di Google Meet, termasuk kemampuan untuk memasang pin pada beberapa feed video. Opsi ini akan meningkatkan fleksibilitas dalam cara Anda menggabungkan orang dan konten, untuk menyesuaikan apa saja yang menjadi perhatian terbesar Anda saat itu.
Sementara itu, kami juga memperbarui menu bawah untuk membuat rapat lebih mudah dikontrol. Kami menggabungkan semua kontrol dalam satu tempat. Kode untuk bergabung dalam rapat, lampiran, daftar peserta, chat, dan aktivitas lain kini berada di kanan bawah guna menciptakan lebih banyak ruang vertikal untuk melihat orang dan konten. Menu bawah selalu terlihat sehingga Anda tidak akan pernah melewatkan teks atau menduga-duga apakah Anda sedang dalam mode bisu. Kami juga memindahkan tombol keluar dari panggilan jauh dari tombol kamera dan mikrofon agar mencegah Anda mengakhiri panggilan secara tidak sengaja.
Rapat berkualitas tinggi dan andal yang didukung oleh Google AI terbaru
Menciptakan pengalaman rapat berkualitas tinggi yang bisa dilakukan di mana pun Anda berada atau dengan perangkat apa pun merupakan prioritas Google Meet. Kami terus berinvestasi dalam inovasi baru yang meningkatkan pengalaman audio dan video Meet, khususnya di saat orang-orang bekerja di lokasi yang berbeda. Untuk mendukung panggilan video kapan saja di mana saja, kami meluncurkan Penghemat Data bulan ini. Fitur ini membatasi penggunaan data pada jaringan seluler agar Anda dapat menghemat biaya data, yang sangat penting bagi pasar seperti Brasil dan Indonesia, di mana biaya data terhitung mahal.
Tahun lalu, kami memperkenalkan mode cahaya redup untuk Meet di perangkat seluler, menggunakan AI untuk menyesuaikan video secara otomatis agar Anda lebih terlihat saat berada dalam lingkungan gelap. Dengan cahaya yang terlalu terang di belakang Anda—seperti jendela di saat cuaca cerah—juga dapat menimbulkan masalah bagi banyak kamera. Google Meet di web kini mendeteksi secara otomatis saat pengguna terlihat kurang terang dan meningkatkan kecerahan untuk memperbaiki visibilitasnya. Penyesuaian cahaya di web akan diluncurkan kepada pengguna Meet di mana pun dalam beberapa pekan mendatang.
Simulasi penyesuaian cahaya. Efek sebenarnya akan bervariasi berdasarkan kondisi lingkungan
Meningkatkan kecerahan secara otomatis untuk memperbaiki visibilitas.
Selain itu, kami memperkenalkan fitur lain yang didukung AI untuk menjaga fokus pada peserta selama rapat berlangsung. Zoom otomatis membantu orang lain melihat Anda dengan lebih jelas menggunakan AI untuk memperbesar dan menempatkan Anda secara tepat di depan kamera. Jika Anda bergerak, Zoom otomatis secara smart melakukan penyesuaian ulang, sehingga semua orang di tim Anda bisa tetap fokus pada hal-hal penting. Zoom otomatis akan tersedia bagi pelanggan (berbayar) Google Workspace dalam beberapa bulan mendatang.
Alat untuk membuat rapat lebih interaktif
Bulan lalu, kami mengumumkan pengembangan terkait penggantian latar belakang, Tanya Jawab, dan Polling untuk Meet di perangkat Android dan iOS. Fitur-fitur tersebut saat ini sedang diluncurkan, dan dalam beberapa pekan mendatang, kami akan menambahkan kemampuan untuk mengganti latar belakang Anda dengan video. Penggantian latar belakang video akan diluncurkan dengan tiga opsi yang dapat dipilih: kelas, pesta, dan hutan, dan masih banyak lagi yang akan segera tersedia. Penambahan ini tidak saja akan memungkinkan Anda menjaga privasi dengan lebih baik terhadap apa saja yang ada di belakang Anda, tetapi juga membuat panggilan video menjadi lebih menyenangkan dan interaktif
Gunakan latar belakang video untuk menjaga privasu dan membuat panggilan video menjadi lebih menyenangkan
Karena perpaduan hybrid antara rapat virtual dan tatap muka menjadi andalan dunia kerja, kami akan terus menghadirkan inovasi di Google Meet yang membantu pengguna berinteraksi secara lebih imersif, inklusif, dan produktif. Sebagai bagian dari misi Google Workspace untuk mendukung masa depan dunia kerja dengan solusi yang fleksibel, bermanfaat, dan mendorong inovasi, Google Meet akan membuat orang-orang tetap terhubung di semua tempat maupun cara mereka bekerja.
Lihat cara Google Workspace dapat membantu Anda melakukan banyak hal dengan produktivitas bisnis dan alat kolaborasi yang disukai miliaran pengguna. Mulai sekarang juga.