Oleh Lucian Teo, Online Safety Education Lead
Mengasuh anak di tahun 2020 memang lebih menantang daripada sebelumnya. Keluarga jelas harus belajar kebiasaan baru yang penting untuk kesehatan seperti pembatasan sosial, memakai masker, dan sering-sering mencuci tangan. Tetapi selain itu, mengingat banyak hal dalam kehidupan sehari-hari kita sekarang dilakukan secara online, kita juga perlu mengajarkan beberapa kebiasaan lain agar anak-anak tetap aman.
Saya adalah bagian dari tim Google yang bertugas untuk mengajarkan kebiasaan online yang aman kepada semua kalangan. Keamanan digital keluarga selalu menjadi kekhawatiran orang tua, dan saat ini hal tersebut semakin penting untuk diperhatikan setelah sekolah online menjadi cara belajar-mengajar yang utama.
Kami bekerja sama dengan tim Trust and Safety Research untuk melakukan survei terhadap para orang tua di seluruh kawasan Asia-Pasifik (Australia, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam) dan Amerika Latin (Argentina, Kolombia, Brasil, dan Meksiko). Dari sana kami menemukan bahwa orang tua dari anak yang bersekolah online merasa lebih khawatir tentang keamanan online daripada mereka yang anaknya bersekolah seperti biasa.
Sebagai ayah dari tiga anak yang menggunakan internet dengan cara bermacam-macam, saya sendiri paham bahwa menanamkan kebiasaan yang aman tidaklah mudah. Maka pada Hari Internet Aman Sedunia ini, saya ingin membagikan beberapa tips untuk mengatasi tiga kekhawatiran terbesar orang tua mengenai keamanan anak di dunia maya.
Lindungi identitas digital mereka
Privasi dan keamanan informasi anak-anak adalah kekhawatiran terbesar orang tua yang kami survei. Mereka mengaku cemas dengan risiko penipuan atau peretasan terhadap akun anak. Berikut beberapa cara mudah untuk melindungi informasi anak Anda:
Ajari anak cara untuk membuat sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Hindari sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit.
Sebaiknya selalu gunakan platform yang sudah punya reputasi baik terkait keamanan pengguna. Misalnya, kalau menggunakan layanan email seperti Gmail, Anda akan otomatis mendapatkan filter pengaman yang dapat mendeteksi email phising dan mencegah 99,9% serangan phising bahkan sebelum sampai ke kotak masuk Anda.
Ketahui dengan siapa yang mereka bicara
Isolasi sosial adalah konsekuensi yang sulit dari pandemi COVID-19. Anak-anak kita harus berbicara dengan teman mereka secara online, baik melalui chat teks maupun menggunakan chat suara seperti saat bermain game. Orang tua harus sadar bahwa saluran komunikasi ini juga bisa dimanfaatkan orang tak dikenal yang berniat buruk untuk menghubungi anak-anak kita. Seperti di dunia nyata, kita harus tahu dengan siapa mereka bicara di internet.
Coba ajak bicara anak Anda tentang game yang dia mainkan atau video yang dia tonton, serta orang-orang yang dia temui di sana. Saya selalu mengingatkan anak saya untuk langsung memberi tahu saya saat dia menemui situasi online yang membuat tidak nyaman. Lebih dari 70% orang tua di Asia-Pasifik tidak cukup yakin anak mereka akan memberi tahu mereka jika menemui situasi online yang tidak aman. Bahkan, lebih dari sepertiga orang tua yang kami wawancarai tidak pernah berbicara dengan anak tentang keamanan online. Kita harus bekerja keras untuk meyakinkan anak bahwa kita selalu ada untuk memandu dan melindungi mereka.
Saat menilai apakah sebuah game cocok untuk anak Anda, penting untuk memeriksa tidak hanya kontennya, tetapi juga apakah game itu memungkinkan komunikasi online dengan orang lain. Beberapa game multiplayer hanya menyediakan sedikit opsi interaksi sosial, seperti sekadar memberikan suka (like) dan bukan chat tertulis. Ini cukup banyak mengurangi risiko terjadinya interaksi sosial yang tidak diinginkan.
Tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya
Ketakutan jika anak menemui konten yang tidak pantas sudah lama menjadi salah satu kekhawatiran terbesar orang tua, berdasarkan banyak survei. Ada fitur-fitur keamanan keluarga yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk membantu melindungi anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya. Akan tetapi, survei menunjukkan bahwa jumlah orang tua yang menggunakan fitur tersebut masih kurang dari 40%. Berikut beberapa fitur yang dapat mulai Anda gunakan segera:
Jika diaktifkan, SafeSearch di Google dapat membantu memfilter konten eksplisit di hasil penelusuran Google untuk semua jenis penelusuran, termasuk gambar, video, dan situs. SafeSearch didesain untuk memblokir hasil penelusuran yang tidak pantas dari hasil penelusuran Google, misalnya pornografi.
Kelola perangkat anak Anda dengan membuat akun Google untuknya dan menggunakan Family Link. Ini memungkinkan Anda untuk menambahkan filter pada Google Search, memblokir situs, hanya memberikan akses kepada orang yang Anda izinkan, atau melacak lokasi anak apabila dia memiliki perangkat sendiri.
Tersedia banyak kontrol orang tua di YouTube Kids. Anda dapat membatasi waktu penggunaan, hanya menampilkan video yang Anda setujui, atau memilih konten yang sesuai dengan usia anak.
Sebenarnya masih ada tips-tips lain yang sudah teruji, misalnya hanya mengizinkan anak untuk menggunakan internet di area umum di rumah seperti ruang keluarga. Namun, yang lebih penting dari itu: Anda harus bisa memberikan contoh yang benar.
Pada akhirnya, hal terpenting dalam mengasuh anak adalah hubungan yang kita bangun dengan mereka. Seperti di dunia nyata, mereka pun membutuhkan pendampingan kita di internet. Walau tahun 2020 (dan sekarang 2021) terasa melelahkan, saya bersyukur dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan mensyukuri segala hal yang dihadirkan masing-masing dari mereka ke dalam kehidupan saya.
Mari bersama-sama kita jadikan internet tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar, berkreasi, dan menjelajah!