Oleh Megawaty Khie, Country Director, Google Cloud, Indonesia
Minat terhadap jasa perbankan dan layanan keuangan digital di Indonesia meningkat pesat belakangan ini, berkat dukungan dari regulator lokal dan semakin banyaknya bank, aplikasi populer, dan fintech yang beralih ke cloud untuk menciptakan solusi perbankan digital.
Bahkan, dalam laporan IDC berjudul “A Decision Maker’s Guide to Hyper-Personalization in Southeast Asia Financial Services” disebutkan bahwa hingga tahun 2020, 76% nasabah perbankan di Asia Tenggara sudah aktif di saluran perbankan digital, yang 40% di antaranya khusus bertransaksi di saluran digital saja. Pada tahun 2023, jumlah ini diharapkan meningkat masing-masing menjadi 80% dan 60%.
Keinginan pelanggan terhadap pengalaman digital yang sangat dipersonalisasi, mencakup banyak saluran, serta lancar dan mudah digunakan juga meningkat sangat pesat akibat semakin banyaknya orang yang beralih ke layanan berbasis seluler selama pandemi.
Untuk membangun aplikasi baru dan memberikan penawaran menarik kepada para pelanggannya yang sudah melek teknologi digital, PT Bank Maybank Indonesia Tbk. melibatkan solusi analisis data canggih Google Cloud untuk semakin memahami insight pelanggan secara real time. Sebelumnya dikenal dengan nama Bank Internasional Indonesia, Maybank Indonesia menggunakan BigQuery untuk memecah kumpulan data silo, dan memadukan serta menganalisis data terstruktur (seperti catatan atau transaksi) dan data tidak terstruktur (seperti transkrip panggilan telepon, pengarsipan keuangan, data teks, dan banyak lagi), agar dapat semakin cepat memahami tuntutan dan preferensi konsumen yang terus berkembang dan memberikan layanan baru yang membangun loyalitas pelanggan.
Untuk memastikan agar dapat terus membangun layanan yang lebih cepat di masa depan, Maybank Indonesia juga berencana untuk memperluas penggunaan layanan cloud publik dalam waktu 5-6 tahun ke depan. David Formula, CTO, Maybank Indonesia mengatakan, “Langkah pertama untuk menyatukan data adalah beralih dari infrastruktur tradisional ke cloud. Infrastruktur dan pendekatan keamanan mendalam dari Google Cloud region Jakarta memberikan alat-alat yang penting untuk memastikan kepatuhan kami terhadap regulasi, untuk pencegahan penipuan, dan menjamin keamanan kami secara menyeluruh.”
PasarPolis juga menggunakan alat Artificial Intelligence/Machine Learning (AI/ML) berbasis cloud untuk memecahkan sejumlah masalah terberat yang dihadapi industri asuransi. Startup yang berbasis di Indonesia ini menjual polis asuransi dengan harga terjangkau kepada kurir ekspedisi, pengemudi transportasi online, dan bisnis online kecil. Dengan menggunakan teknologi canggih berbasis cloud seperti BigQuery, PasarPolis dapat menyederhanakan berbagai sumber data untuk dianalisis dan mendorong berbagai insight penting, termasuk analisis penilaian risiko kredit konsumen di berbagai jenis kebijakan, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Perusahaan startup ini juga menggunakan Vision API Google Cloud untuk mengenali gambar klaim yang diajukan pelanggan, sehingga dapat menghemat waktu secara signifikan dan mengurangi upaya manual yang diperlukan untuk memproses klaim, sekaligus meningkatkan akurasi dan semakin meningkatkan kepuasan pelanggan.
Keputusan PasarPolis untuk membangun bisnisnya di infrastruktur Google Cloud yang bisa diskalakan berpengaruh besar terhadap upaya mereka untuk menurunkan biaya overhead infrastruktur secara signifikan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan. “Mengadopsi Google Cloud memberi bisnis kami kelincahan dan skalabilitas lebih besar. Seandainya besok kami ingin memperluas tawaran layanan, kami tidak perlu merencanakan kebutuhan infrastruktur dari sebulan sebelumnya. Itu dapat dilakukan hampir secara instan. Dukungan Kubernetes yang tangguh dari Google Cloud juga memudahkan kami membangun layanan baru dengan cepat tanpa perlu banyak tim DevOps, sehingga mereka bisa fokus pada inovasi masa depan tanpa perlu mengkhawatirkan kapasitas infrastruktur,” ujar Cleosent Randing, CEO PasarPolis.
Agar organisasi jasa keuangan dapat merespons dinamika baru di Indonesia, mereka memerlukan platform teknologi yang gesit dan fleksibel, serta memungkinkan mereka menata ulang pengalaman pelanggan digital dengan cepat. Kita dapat melihat bagaimana bank tradisional seperti Maybank Indonesia dan startup digital lokal seperti PasarPolis memanfaatkan Google Cloud untuk melayani pelanggannya dengan lebih baik dan membuka potensi bisnisnya. Google Cloud hadir untuk membantu membangun dan mengembangkan Indonesia.
Silakan download laporan dari IDC yang berjudul A Decision Maker’s Guide to Hyper-Personalization in Southeast Asia Financial Services (disponsori oleh Google Cloud) untuk mempelajari lebih lanjut.
Simak highlights dari bagaimana Google Cloud membantu transformasi digital industri jasa keuangan