Agar informasi yang disajikan di kanal YouTube dapat diterima dengan baik oleh audiens yang tepat, diperlukan strategi dalam pengelolaan kanal YouTube.
Salah satu prinsip dasar yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi konten di YouTube adalah bagaimana perusahaan media bisa membedakan strategi konten mereka. Menawarkan konten yang berbeda bisa membantu perusahaan media untuk mencapai tiga sasaran berbeda, yaitu menjangkau penonton baru, meningkatkan dan mempertahankan jumlah subscriber, dan menjalin interaksi dengan komunitas.
Menjangkau penonton baru
Mengunggah berbagai jenis konten di kanal YouTube, seperti liputan langsung, explainer, konten budaya, rekaman berita teratas yang lengkap dan bertopik relevan, dapat menjangkau penonton baru. Perusahaan media dapat memanfaatkan live streaming di YouTube dalam menyajikan berita, melakukan live streaming 24/7 untuk memudahkan penonton menemukan informasi kapanpun diinginkan, dan mengaktifkan fitur video on demand agar penonton dapat menonton informasi tersebut nanti.
Perusahaan media juga dapat membuat explainer video yang menyeluruh tentang suatu topik. Jenis video ini sangat sesuai untuk diunggah di YouTube karena biasanya selalu menarik, seru, ceritanya tidak terasa seperti berita melainkan seperti diceritakan tentang suatu topik yang mendalam.
Contoh explainer video dari perusahaan media
Keberhasilan suatu konten dalam menjangkau penonton baru diukur dengan melihat jumlah penonton, waktu tonton, jumlah penonton unik, berapa banyak traffic yang data dari menu rekomendasi dan penjelajahan.
Meningkatkan dan mempertahankan jumlah subscriber
Ada beberapa jenis konten yang dapat digunakan untuk meningkatkan atau mempertahankan jumlah subscriber, yaitu konten serial “hub”, menghadirkan tamu pakar, story-telling, dan konten yang identik dengan kepribadian.
Untuk menghadirkan konten-konten tersebut, perusahaan media dapat menggunakan teknik bercerita yang mendalam untuk menarik minat penonton, mengunggah video lengkap dan klip dari wawancara, atau memanfaatkan arsip rekaman dengan mengemas ulang rekaman historis dari siaran berita untuk menciptakan pengisahan ulang bergaya dokumenter.
Contoh berita yang memanfaatkan arsip rekaman
Keberhasilan konten dalam meningkatkan dan mempertahankan jumlah subscriber diukur dengan melihat penambahan jumlah subscriber, retensi penonton, waktu tonton, dan penambahan subscriber per 1.000 penayangan oleh non-subscriber.
Menjalin interaksi dengan komunitas
Ketika ingin menjalin interaksi dengan komunitas, konten yang disajikan secara live streaming tentu akan sangat berhasil. Hal ini dikarenakan selama live streaming penonton bisa melakukan tanya jawab, berkomentar, hingga berdebat melalui fitur live chat yang tersedia.
Selain itu, perusahaan media juga dapat menyediakan rekaman tambahan untuk penonton yang menginginkan video lengkap yang belum diedit untuk memahami hal apa saja yang dipahami tanpa perlu memberikan komentar. Interaksi juga dapat tercipta ketika penyaji berita menanyakan masukan dari penonton sehingga penonton merasa menjadi bagian dari aktivitas kanal YouTube tersebut.
Contoh video yang menanyakan saran penonton
Google for Media hadir dalam rangkaian enam sesi webinar dengan mencakup berbagai topik. Pada webinar ini akan dijelaskan bagaimana Google bekerja sama dengan lembaga-lembaga berita di Indonesia melalui berbagai produk, kemitraan, dan program yang ada di Google. Google for Media yang diselenggarakan kedua kalinya ini berfokus pada “News on YouTube”. Anda dapat menyaksikan ulang webinar ini di akun YouTube Google Indonesia.
Google News Initiative sudah dua kali mengadakan APAC Innovation Challenge, pada tahun 2018 dan 2019, sebagai bagian dari komitmen Google sebesar 300 juta dolar untuk membantu perkembangan jurnalisme di zaman digital ini. Di tahun 2018, Google juga mengadakan program YouTube Innovation Funding yang difokuskan bagi partner-partner berita di YouTube.
Saat ini YouTube adalah salah satu platform berita yang sangat berpengaruh di dunia. Di negara mobile-first seperti Indonesia, video adalah salah satu cara utama untuk mendapatkan berita. Kita harus bisa menemukan cara-cara inovatif untuk memproduksi, mencari, dan menyampaikan berita untuk mengedukasi publik tentang isu-isu yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan, keluarga, dan komunitas mereka. Dengan 170 juta pengguna internet di Indonesia, video adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan secara cepat dan luas.
“Dewan Pers menyambut baik inisiatif Google untuk meningkatkan kompetensi para wartawan, khususnya terkait dengan bagaimana membuat news on YouTube. Disaat-saat seperti ini, peningkatan kompetensi adalah satu yang penting,” ungkap Hendry Ch Bangun, Wakil Ketua Dewan Pers dalam sambutannya. “Kemampuan untuk membuat berita yang dapat di upload ke YouTube juga dapat memberi keuntungan ekonomi. Karena kita tahu bahwa orang-orang yang memanfaatkan berita ke YouTube itu akan mendapatkan keuntungan material tertentu jika ia mendapat kunjungan yang baik yang besar. Nah dalam hal ini, wartawan dapat memperoleh manfaat semaksimal mungkin,” tambahnya.
Partisipan YouTube Innovation Funding menyampaikan pengalaman mereka
Mengenai program 1001 Media dari kumparan, Andrias Ekoyuono, Chief of Corporate Strategy, mengatakan, “Ekspektasi kami adalah rekan-rekan perusahaan startup media yang bergabung dalam program ini dapat bertahan. Untuk itu kami berikan modal berupa training, diskusi, sharing, tentang bagaimana membangun bisnis media yang berkelanjutan dan menghasilkan konten berkualitas, sehingga akan semakin banyak media daerah yang memberikan konten berkualitas untuk kita semua.” Ia menambahkan, “Yang menarik lagi adalah, pembelajaran di dalam project ini bukan hanya berlangsung satu arah, dalam hal ini kumparan memberikan peserta, tetapi ada juga studi kasus di antara mereka yang akhirnya bisa menjadi pembelajaran buat mereka sendiri. Misalnya, dari AcehKini.id apa yang berhasil, dari peserta lain, seperti Urban.id atau dari media di Papua, apa yang bisa dijadikan pembelajaran.”
Menurut tim KompasTV, yang perlu dilakukan adalah beradaptasi. Bimo Cahyo, News Network Manager of Regional Bureaus, mengatakan: “Salah satu adaptasi yang kita peroleh dari project ini adalah mengenai bagaimana cara kita bekerja. Selain cara kita bekerja adalah cara bagaimana kita menghasilkan tayangan di layar secara cepat. Itu yang mengubah bagaimana ketika setiap ada acara besar atau peristiwa breaking news yang di lokasi, maka tahapan pertama yang kita lakukan adalah bagaimana mengirimkan visual berupa video justru dari smartphone. Haris Mahardiansyah, Digital Manager, menambahkan: “Jangan ragu lagi kalau mau melakukan peliputan, dokumentasi, atau bahkan live report dengan menggunakan handphone. Menurut kami di KompasTV yang sudah melakukannya, memang sudah saatnya kita tidak meragukan si alat handphone yang sudah setiap hari kita pakai itu.”
“Program ini juga melengkapi kami dari sisi demografis. Sekarang kami dapat menunjukkan kepada pemangku kepentingan bahwa dengan digital, khususnya di YouTube, kami dapat menjangkau audiens yang lebih muda, berusia 15 hingga 35 tahun, dengan berbagai konten. Kami sangat senang dengan hasilnya. Inilah yang kami butuhkan di organisasi kami sebagai langkah awal untuk memulainya,” ujar Jimmy Sameylanda, Chief Operating Officer, PT VIVA Media Baru.
Yunita Mandolang, GM, News Research and Development, iNews, menceritakan, “Mobile Journalist Competition ini memaksa kami mengubah pola pikir tim redaksi yang sudah terbiasa dengan hal-hal besar, dengan tim yang besar, dalam membantu kami menjalankan tugas memproduksi berita dan konten televisi. Sekarang berubah menjadi kecil, menggunakan ponsel, dan mungkin nanti menambahkan ekstensi mikrofon. Kelihatannya sederhana tetapi tidak mudah. Jadi belakangan ini kami sering mencari tahu kami mau seperti apa, harus berbuat apa, di mana value kami, apakah kami harus mencari value baru atau tidak.. Di masa-masa yang penuh pertanyaan seperti ini, GNI ini ternyata bisa hadir seperti sahabat, sebagai partnership.”
Menjelang festival otomotif daring pertama di Asia Tenggara, Indonesia Otomotif Online Festival, Google merilis hasil survei pelanggan Google yang memperlihatkan bahwa sebagian besar konsumen saat ini menunda membeli mobil, namun Google Trends menunjukkan bahwa minat membeli mobil tetap tinggi.
Industri otomotif merupakan salah satu sektor terpenting dalam perekonomian Indonesia, yang mewakili sekitar 10% dari PDB Indonesia dan menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 1 juta pekerja. Sektor ini juga menjadi salah satu dari tujuh sektor prioritas dalam agenda Indonesia 4.0.
Di masa ketidakpastian ini, industri otomotif menjadi salah satu sektor yang terkena dampaknya. Menariknya, hasil survei menunjukkan bahwa konsumen kini mau membeli mobil via online dan mayoritas konsumen tersebut mau membeli di situs web resmi produsen mobil.
Singkatnya, saluran pembelian online semakin berperan penting dalam pengalaman konsumen. Hal ini terlihat dari meningkatnya waktu tonton video pameran otomotif hingga dua kali lipat dalam satu tahun terakhir (2019/2020) dibandingkan dengan 12 bulan sebelumnya (2018/2019), ketertarikan terhadap situs web resmi perusahaan, dan keinginan membeli mobil secara online.
“IOOF 2020 yang merupakan festival daring, adalah contoh bagaimana kita bisa terus menumbuhkan bisnis dengan tetap menjaga kesehatan dan keamanan dalam masa transisi untuk keluar dari pandemi ini,” ujar Bapak Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. “Akhir kata saya ucapkan selamat kepada Google, Kompas Gramedia, content creators dan semua mitra yang terlibat yang telah bekerja sama meluncurkan festival ini secara inovatif. Melalui festival ini, kita semua harus lebih terpacu untuk mewujudkan langkah nyata dalam mengembalikan gairah industri otomotif dan mendorong transaksi bisnis untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.”
Dua orang guru dari Indonesia turut membagikan pengalaman mereka dalam memenuhi tantangan pendidikan pada masa sulit ini di The Anywhere School, sebuah acara online global yang berlangsung selama 24 jam, untuk merayakan para pendidik dan mengeksplorasi masa depan pendidikan.
Di masa kini, pendidikan sudah dapat diakses kapan, di mana, dan melalui apa saja dengan mengandalkan teknologi. Terlebih di masa sulit ini, ketika proses belajar-mengajar harus dilakukan dari jarak jauh, maka teknologi menjadi hal yang paling diandalkan untuk melancarkan proses pembelajaran.
Ahmad Fikri Dzulfikar, seorang guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sekaligus Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, di SMP Ar Rafi’ Drajat, Bandung, berbagi kisahnya mengandalkan teknologi dalam proses pembelajaran. Baginya, penggunaan teknologi bukanlah hal baru karena sejak sekolah tempat ia mengajar ini berdiri, sekolah ini sudah menggunakan konsep hybrid learning. Setiap guru dan siswa dibekali satu unit Chromebook dan menggunakan G Suite for Education untuk proses belajar-mengajar.
Saat tahun ajaran baru dimulai, sekolah ini selalu mengadakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama sepekan untuk siswa baru. Melalui kegiatan ini, siswa dilatih menggunakan G Suite for Education, seperti Google Classroom, Google Slides, Docs, dan juga Google Meet. Dengan memperkenalkan teknologi ini, nantinya siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan mudah, menemukan aplikasi yang menarik, serta membuat siswa lebih inovatif dan bisa berkolaborasi untuk mengerjakan tugas bersama.
Penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar di sekolah ini ternyata membawa kemudahan bagi guru dan siswa ketika dihadapkan dengan masa sulit seperti saat ini. Karena sudah terbiasa menggunakan teknologi sehari-hari, mereka tidak perlu melakukan banyak adaptasi dalam proses pembelajaran jarak jauh.
“Kami sudah menerapkan hybrid learning jauh sebelum pandemi ini terjadi sehingga kami, baik guru maupun siswa, tidak lagi merasa kesulitan untuk menjalankan pembelajaran jarak jauh. Tantangan yang kami hadapi adalah membangun motivasi belajar siswa karena mereka sangat merindukan bertemu dengan guru dan bermain dengan teman mereka di sekolah. Kami pun kembali mengandalkan teknologi dalam menghadirkan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan motivasi mereka,” ujar Dzulfikar.
Selama proses pembelajaran jarak jauh, guru berperan penting dan bertanggung jawab untuk mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan siswa agar mereka bijak saat menggunakan fasilitas pada Chromebook. Apabila siswa mengakses situs lain selama proses pembelajaran berlangsung, maka guru dapat langsung memblokir situs bahkan Chromebook mereka. Lebih dari itu, penyampaian materi yang mudah diakses, dimengerti, dan dipahami oleh siswa juga merupakan tanggung jawab terbesar bagi para guru selama proses pembelajaran jarak jauh. Disinilah guru dituntut untuk menghadirkan materi yang menarik dengan menggunakan Google Slides maupun Google Sites.
Dzulfikar juga mengembangkan sistem informasi terpadu dengan G Suite for Education, di mana Google Drive menjadi sumber database mereka. Dengan sistem ini, orang tua yang mendampingi siswa saat proses pembelajaran jarak jauh berlangsung secara otomatis dapat melihat nilai dan hasil belajar putra-putri mereka. Penilaian yang diberikan melalui Google Classroom akan terhubung dengan Google Sheets yang dapat dilihat oleh orang tua.
“Pengalaman menjalankan konsep hybrid learning sejak dini merupakan pengalaman berharga bagi setiap insan di sekolah ini dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh saat ini. Saya yakin setiap sekolah mampu menjalankan konsep hybrid learning ini dan menemukan inovasi-inovasi baru yang dapat memudahkan proses pembelajaran,” tutup Dzulfikar.
Di masa sulit seperti sekarang ini, seluruh aspek pendidikan perlu berkolaborasi agar tujuan pendidikan tetap tercapai. Terlebih ketika proses belajar-mengajar harus dilakukan dalam bentuk pembelajaran jarak jauh, maka teknologi menjadi hal yang paling diandalkan untuk melancarkan proses pembelajaran.
Topari, laki-laki kelahiran Brebes 39 tahun lalu yang berprofesi sebagai seorang guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMAN 1 Playen, Gunung Kidul, mengaku salah satu kesulitan yang ia temui selama pembelajaran jarak jauh ini adalah tidak meratanya sarana dan prasarana bagi siswa untuk mengakses portal pembelajaran jarak jauh yang sudah sekolah kembangkan.
Di awal pandemi SMAN 1 Playen membuat portal pembelajaran jarak jauh yang diberi nama Kama Wahabita. Kama Wahabita adalah akronim dari kelas maya wahabita. Wahabita sendiri merupakan nama lain dari SMAN 1 Playen.
“Kami menyadari bahwa pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring perlu dibarengi dengan monitoring dan evaluasi, kemudian kami mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pembelajaran jarak jauh yang kami namai dengan simoned. Semua sistem tersebut, kami buat dengan mengkombinasikan aplikasi-aplikasi yang ada di G Suite for Education. Seperti Google Classroom, Google Slides, Google Sheets, Google Docs dan lain sebagainya” ujar Topari
Kondisi geografis berupa pegunungan dimana banyak siswanya tinggal, menyebabkan terhambatnya akses portal pembelajaran jarak jauh karena terkendala koneksi Internet. Beberapa siswanya bercerita agar bisa mendapatkan koneksi, mereka harus naik ke bukit atau bergeser menuju desa/dusun di sekitar yang memiliki koneksi internet yang baik.
Selain kondisi geografis, kondisi ekonomi dari siswa-siswa juga diakui Topari turut menyumbang andil dalam kesulitan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Beberapa siswa tidak memiliki alat untuk mengakses portal pembelajaran jarak jauh yang sudah disiapkan oleh sekolah.
Kedua kondisi ini terpantau dari sistem monitoring dan evaluasi yang sekolah bangun. Dari sistem tersebut, terpantau siswa mana yang tidak aktif. Topari bersama guru lainnya dan pihak sekolah mencarikan solusi bersama. Di kondisi seperti ini kreativitas dan ketahanan guru diuji. Dari kondisi tersebut muncul sikap simpatik-empatik dari wali kelas/guru maupun teman sekelas siswa untuk turut serta memberikan solusi. Solusi yang akhirnya dijalankan dalam mengatasi kendala sarana pembelajaran adalah berbagi alat (sharing devices), berbagi koneksi internet (sharing bandwidth) hingga kunjungan wali kelas/guru ke siswa yang mengalami kesulitan dalam mengakses materi dari portal pembelajaran jarak jauh.
“Kreatif itu muncul salah satunya karena guru dihadapkan dengan keterbatasan di tengah keharusan. Keterbatasan yang dilawan dengan semangat perubahan yang tinggi akan memantik lahirnya kreativitas dan daya tahan yang tinggi. Jadi, yang dapat dilakukan oleh guru agar tetap kreatif dan memiliki ketahanan tinggi dalam mengajar beberapa diantaranya adalah selalu menghidupkan jiwa pembelajar sepanjang hayat, suka mengambil resiko/tantangan, dan berani mencoba sesuatu yang baru. Pandemi ini membukakan mata para guru bahwa perubahan itu dapat dipaksa dan dipercepat dengan faktor eksternal.” ungkap Topari.
Hal lainnya yang Topari dan guru di SMA Gunung Kidul terapkan di tahun ajaran baru ini adalah mengembangkan 3 skenario pembelajaran jarak jauh sistem daring menggunakan Google Classroom, yaitu simple, moderate dan extreme. Ketiga skenario tersebut dibedakan berdasarkan dominasi teks materi dan komunikasi antara guru dan siswa.
“Dengan memperhatikan berbagai kondisi yang beragam pada siswa. Kami mencari titik dimana akses ke teknologi pembelajaran jarak jauh dari semua siswa kami bisa terwadahi” pungkas Topari.
Tahun ini, para pelaku UMKM merayakan Hari Nasional UMKM 12 Agustus dengan kondisi yang berbeda. Mari membaca tentang perjuangan tiga pelaku UMKM dari Yogya, Semarang dan Lombok.
Bertindak cekatan adalah sebuah keharusan bagi pemilik usaha kecil. Sedikit perubahan dalam rencana mereka bisa memberikan dampak besar pada semuanya, dari strategi dan perencanaan hingga produksi dan penjualan. Jadi, bayangkan kemungkinan dampak pandemi global pada sebuah pembuat celemek rumahan di Yogyakarta.
Alita Harsaningtyas mulai membuat celemek pada tahun 2018 setelah melihat banyak kafe dan kedai kopi bermunculan di sekitar desanya di Mladangan, Kabupaten Sleman. Membuka usaha adalah hal yang terjadi secara alami baginya karena dia sudah terbiasa menghabiskan banyak waktu di dapur bersama keluarga, walaupun menurutnya dia tidak jago memasak. “Saya coba mencari apa yang bisa mengoptimalkan potensi saya dan berpikir: ‘Mengapa tidak memanfaatkan kemampuan saya menjahit untuk membuat sesuatu yang berguna?’”
Dia pun mendirikan Risum, kata dari bahasa Latin yang berarti “senyum,” dan segera mencari cara untuk meningkatkan keterampilannya. Dia mendaftar untuk mengikuti kelas di Gapura Digital, dan menghabiskan beberapa akhir pekan untuk belajar tentang pemasaran digital dan cara mempromosikan usahanya secara online.
Tentu saja saat itu dia tidak mengira bahwa keterampilan yang dia bangun akan sangat berguna saat virus corona datang dan membuat kehidupan di daerahnya kacau balau. Orang-orang menimbun masker, sementara dia tahu betapa para petugas pemerintahan daerah membutuhkan APD. Pada bulan April, sadar bahwa dia memiliki SDM dan bahan-bahan yang diperlukan, dia memutuskan untuk berganti produk dari celemek menjadi masker. “Melihat situasi yang ada, saya tahu saya harus melakukan sesuatu,” jelas Alita.
Semangat seperti ini dapat ditemukan di seluruh Indonesia, dan kami berkomitmen untuk mendukung usaha-usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional yang tengah dibuka kembali secara bertahap. Google berfokus pada upaya pemulihan COVID-19 dengan melakukan tiga hal: memperluas dukungan langsung kami bagi usaha kecil, membantu orang mendapatkan keterampilan digital untuk pemulihan ekonomi, dan mendukung program pembangunan kapasitas agar organisasi-organisasi dapat membantu sebanyak mungkin orang.
Dukungan langsung
Kami terus menyediakan kredit iklan bagi usaha kecil di Indonesia sebagai bagian dari komitmen global kami yang lebih luas senilai $340 juta sekaligus membantu mereka agar lebih mudah ditemukan pengguna di Google Search dan Maps —seperti usaha kudapan Bengke Puruik. Arni, pemiliknya, menggunakan Google Bisnisku untuk memberi tahu pelanggannya bahwa dia masih menjual produk secara online, walau toko fisiknya sementara ini tutup.
Pembekalan keterampilan digital
Pada tahun 2020, meski mengubah sesi pelatihan menjadi online pada bulan Maret, sejauh ini kami berhasil melatih lebih dari 135.000 orang melalui program Grow with Google. Secara total, kami telah melatih 1,6 juta UMKM sejak 2017 sebagai bagian dari komitmen kami untuk melatih 2 juta pemilik usaha Indonesia hingga tahun 2022.
Kami juga mendukung Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (sebagai bagian dari hibah Google.org senilai $3,3 juta untuk Kawasan Asia Tenggara, yang disalurkan melalui Asia Foundation dan ASEAN Coordinating Committee on Micro, Small and Medium Enterprises), untuk melatih 20.000 anak muda difabel dan anak muda yang kurang beruntung di delapan provinsi. Google.org, lengan filantropi kami, juga memberikan hibah $2,5 juta kepada Youth Business International (YBI) untuk membuat program pelatihan UMKM di 16 negara Asia Pasifik.
Di Indonesia, YBI bekerja sama dengan YCAB dalam sebuah program pemulihan yang akan mencakup kontak layanan bantuan krisis, panduan yang terfokus, pelatihan dan pendampingan online. YCAB berharap untuk bisa melatih 1.000 perempuan pemilik usaha mikro mengenai literasi finansial dan memberi 50.000 wirausaha akses ke kontak layanan bantuan.
Pembangunan kapasitas
Google.org mendukung Ashoka Foundation dengan hibah $600.000 untuk membantu lembaga nonprofit di tiga negara, termasuk 12 dari Indonesia, dengan memberikan program pembangunan kapasitas selama 6 bulan untuk membantu mereka mengetahui kebutuhan dan kekurangan yang mendesak di dalam organisasi mereka.
Kami juga telah berpartner dengan Digitaraya, inkubator startup lokal, untuk memberikan pendampingan bagi sejumlah startup terbaik Indonesia. Kami telah mendukung 85 startup dan membantu mereka menciptakan 2.500 lapangan kerja baru sejak 2017.
Yang terakhir, kami juga akan segera memulai Google for Startups Accelerator Southeast Asia yang pertama, sebuah program online tiga bulan bagi startup teknologi di tahap seed hingga series A yang berpotensi tinggi dan berusaha memecahkan tantangan-tantangan di kawasan mereka. Para startup terpilih, termasuk Hacktiv8, Kata.ai, dan Riliv dari Indonesia, akan mendapatkan pendampingan teknologi dan bisnis, serta koneksi ke tim terkait dari Google dan jaringan partner industrinya. Kami tidak sabar untuk melihat mereka beraksi untuk mengatasi tantangan besar yang dihadapi Indonesia dan Asia Tenggara saat program pelatihan intensif ini dimulai pada bulan September.
Dalam merayakan Hari UMKM Nasional pada tanggal 12 Agustus, kami berkomitmen untuk menambahkan dukungan dalam bentuk baru melalui berbagai alat dan platform kami dan, dalam beberapa bulan mendatang, kami akan meluncurkan lebih banyak inisiatif untuk memajukan inklusi digital serta pemerataan lapangan kerja dan peluang secara lebih luas di seluruh Indonesia.
Di tengah berbagai perubahan dan ketidakpastian di dunia selama beberapa bulan terakhir, komunitas pendidikan tidak pernah goyah dalam komitmennya untuk belajar dan mendukung siswa. Di Google, kami merasa terhormat bisa mengembangkan alat yang dapat memudahkan guru, pimpinan sekolah, keluarga, dan terutama siswa yang telah bekerja keras untuk belajar dari rumah.
Sementara para pengajar di seluruh dunia mengubah praktik mengajar menjadi online, kami pun menyesuaikan alat-alat kami demi memenuhi kebutuhan mereka dalam situasi pendidikan yang baru ini. Tahun ini kami merayakan momen “kembali bersekolah” melalui The Anywhere School, sebuah acara virtual untuk merayakan pendidikan dan mengumumkan berbagai hal baru seputar Google for Education kepada ribuan penonton di puluhan negara secara global.
Terinspirasi oleh masukan Anda, kami akan membagikan informasi tentang lebih dari 50 fitur baru untuk Meet, Classroom, G Suite, dan banyak produk lainnya. Baca postingan kami yang lain untuk mempelajari fitur-fitur tersebut lebih lanjut, lalu tontonlah sesi presentasi utama, yang akan ditayangkan live selama 24 jam ke depan dan tersedia on demand jika Anda ingin menontonnya setelah itu. Berikut ini ulasan umum mengenai hal-hal baru dari kami.
Pengalaman Meet yang lebih aman dan lebih interaktif
Sebelumnya tahun ini, kami mengumumkan sejumlah fitur baru Google Meet untuk mempermudah pengajar dalam memoderasi kelas dan meningkatkan interaksi. Hari ini kami akan membagikan lebih banyak detail tentang fitur-fitur tersebut serta waktu peluncurannya, antara lain:
Pada bulan September, kami akan menyediakan tata letak bersusun dengan tampilan lebih besar yang dapat menampilkan hingga 49 orang dan papan tulis Jamboard terintegrasi untuk mendukung kolaborasi. Kami juga akan meluncurkan beberapa kontrol baru sehingga moderator dapat memilih untuk selalu menjadi yang pertama bergabung, mengakhiri rapat atau kelas untuk semua peserta, menonaktifkan chat selama rapat atau kelas, dan banyak lagi.
Pada bulan Oktober, kami akan meluncurkan latar belakang kustom dan buram untuk memberikan privasi ekstra. Sesi kerja kelompok dan pemantauan kehadiran juga akan diluncurkan untuk semua pelanggan Google Enterprise for Education, memungkinkan kelas menjadi lebih interaktif dan memberikan data yang bermanfaat tentang partisipasi.
Berikutnya pada tahun ini, kami akan meluncurkan fitur “mengacungkan tangan” bagi semua pelanggan serta fitur tanya jawab dan jajak pendapat bagi pelanggan G Suite Enterprise for Education. Selain itu, kami akan meluncurkan fitur perekaman sementara yang akan tersedia gratis bagi semua pelanggan Education (perekaman premium akan masih menjadi bagian dari G Suite Enterprise for Education).
Dukungan lebih baik bagi siswa, pengajar, dan admin di Classroom
Dengan bertambah pesatnya jumlah pengajar di seluruh dunia yang menggunakan Classroom, kami ingin menjadikan Classroom lebih mudah digunakan dan lebih efisien dengan fitur-fitur baru.
Widget daftar tugas baru di halaman Kelas akan membantu siswa melihat tugas yang akan datang, yang terlewatkan, dan yang sudah dinilai.
Pengajar sekarang dapat membagikan link kepada siswa agar mereka dapat bergabung ke kelas dengan lebih mudah.
Classroom akan segera tersedia dalam 10 bahasa tambahan, dengan total 54 bahasa.
Classroom juga memberi Anda akses ke laporan keaslian, yang sekarang telah sangat disempurnakan. Misalnya, pengajar tak lama lagi akan dapat menjalankan pemeriksaan keaslian lima kali per kelas (sebelumnya maksimal tiga kali). Dan dengan G Suite Enterprise for Education, pengajar akan dapat mendeteksi kemungkinan plagiarisme tidak hanya dari konten online tetapi juga antar-hasil pekerjaan siswa di sekolah mereka.
Kami memberi admin lebih banyak alat yang efektif untuk mengelola G Suite dan Classroom. Misalnya, pimpinan sekolah yang memiliki lisensi Enterprise akan memiliki visibilitas yang lebih besar mengenai penggunaan Classroom melalui dasbor Data Studio baru, yang memungkinkan admin melihat kelas yang sedang aktif, mengukur penggunaan fitur, serta memantau tingkat keterlibatan pengajar dan siswa. Untuk mendukung pengajar dan admin, kami mempermudah sinkronisasi nilai Classroom dengan Sistem Informasi Siswa (SIS) yang Anda gunakan, dimulai dengan Infinite Campus dan akan mencakup SIS lainnya. Baca lebih lanjut untuk detail selengkapnya mengenai berbagai fitur baru Classroom.
Sempurnakan sistem manajemen pembelajaran Anda dengan Assignments
Produk terbaru kami bagi non-pengguna Classroom adalah Assignments, sebuah aplikasi untuk sistem manajemen pembelajaran (atau Learning Management System, LMS) Anda yang memberi pengajar cara yang lebih cepat dan lebih mudah untuk membagikan, menganalisis, dan menilai tugas siswa. Aplikasi penghemat waktu ini memungkinkan pengajar untuk secara otomatis membuat dan membagikan salinan tugas kelas yang dipersonalisasi ke folder Google Drive milik setiap siswa, memberikan masukan dengan cepat, dan terus memberikan nilai secara konsisten dan transparan dengan laporan keaslian. Assignments kompatibel dengan LMS apa pun yang mendukung LTI 1.1 dan yang lebih tinggi, seperti Canvas, Schoology, Blackboard, dan banyak lagi.
Sumber informasi dan alat baru untuk terus mendukung keluarga
Saat banyak orang tua dan wali mendukung kegiatan belajar anak-anak mereka dari rumah tahun ini, kami mendengar adanya kebutuhan akan lebih banyak sumber informasi dan pelatihan bagi keluarga mengenai alat-alat Google. Untuk itu, kami telah menyusun Tech Toolkit for Families and Guardians, yang akan membantu orang tua untuk lebih memahami teknologi yang digunakan anak-anak mereka di ruang kelas. Selain itu, kami telah menambahkan akun sekolah ke Chrome OS sehingga siswa dapat mengakses Classroom dan file sekolah mereka secara lebih aman dengan perlindungan Family Link. Kami akan membagikan lebih banyak lagi info baru tentang produk untuk keluarga di sini.
Yang terakhir, di Teacher Center, pengajar dapat menemukan pelatihan, sumber informasi, dan program pengembangan profesional seperti program Certified Coach untuk mendukung mereka dalam menggunakan berbagai alat dan fitur kami di ruang kelas.
Maju sama-sama
Masih ada banyak info yang ingin kami bagikan kepada Anda tentang berbagai hal baru seputar Google for Education. Untuk mengetahui selengkapnya, sempatkan waktu untuk menonton sesi presentasi utama dari acara The Anywhere School.
Yang terpenting, terima kasih sudah menjadi partner kami. Kami sangat menghargai semua masukan yang Anda berikan, dan kami akan terus mengembangkan produk untuk memenuhi kebutuhan unik saat ini. Dengan bekerja bersama, kita bisa memberikan pendidikan yang layak kepada para siswa, di mana pun mereka belajar.