Oleh Megawaty Khie, Country Director, Google Cloud Indonesia
Semakin banyak perusahaan yang mengganti server lokal dengan solusi cloud. Selama persiapannya benar, perpindahannya akan lancar.
Bahkan jika pada awalnya transisi melibatkan banyak usaha, ada alasan yang kuat untuk memindahkan pekerjaan dan data perusahaan ke cloud. Di satu sisi, ini memungkinkan banyak perusahaan untuk merasakan manfaat digitalisasi. Di sisi lain, jaringan yang terbentuk memungkinkan cara kerja yang lebih efisien dengan tim yang saling terhubung dan tersedianya saluran komunikasi modern. Proses yang ada dipikirkan kembali dan akhirnya dirampingkan, biaya bisa dihemat, dan efisiensi meningkat.
Lagi pula, pemeliharaan infrastruktur lokal sangatlah mahal: pusat data harus dikelola, hardware harus dibeli (dan dipensiunkan), software harus diinstal dan di-update, dan pemeliharaan server - yang harus dilakukan tidak hanya saat ada masalah - menyita banyak waktu.
Selain itu, infrastruktur IT memang sering kali kompleks: banyak sistem yang dipakai dikembangkan secara organik, di mana komponen-komponen yang sangat berbeda dipadukan - jelas saja, sistem ini kehilangan efisiensi seiring berjalannya waktu. Komponen tertentu yang ketinggalan zaman bisa menjadi unsur penghambat, yang memperlambat seluruh sistem sehingga menjad rawan terkena masalah dan memicu downtime yang sering menyebabkan tingginya biaya. Keamanannya sering kali tidak ideal: Hanya beberapa perusahaan yang mampu menjaga standar tertinggi di area ini dalam jangka panjang, karena proses update dan pemeliharaan sistem yang bermacam-macam mahal dan menyita banyak waktu.
Lalu juga ada faktor manusia yang “terkenal”: risiko keamanan sering muncul dari staf sendiri, demikian menurut Ryan Kalember, Executive Vice President of Cybersecurity Strategy Proofpoint yang berkata: “Lebih dari 99% serangan cyber memerlukan interaksi manusia agar berhasil.” Masalah ini juga disoroti dalam studi yang diadakan oleh Proofpoint: "Cyber Insecurity: Managing Threats from within."
Jadi, ada banyak argumen yang mendukung pencarian alternatif bagi arsitektur lokal IT perusahaan, sehingga mengalihkan sistem atau beban kerja ke operator cloud sekarang dianggap logis. Apa saja langkah yang diperlukan setelah keputusan untuk beralih ke cloud diambil?
Kesiapan Cloud
Perencanaan pramigrasi sama pentingnya dengan pelaksanaan implementasi. Dengan menilai kesiapan cloud, akan dihasilkan rencana detail dari pertimbangan awal perusahaan untuk beralih ke cloud. Dalam rencana ini, dicatat bagaimana “peralihannya” akan dilakukan dan apa saja urutan langkah-langkah yang diperlukan.
Sebelum memindahkan arsitektur IT perusahaan ke cloud, status yang ada dari semua area yang relevan harus dicatat dengan akurat dan dianalisis. Ini memerlukan pendekatan jujur terhadap pengalaman perusahaan - baik di antara karyawannya dan di level manajemen. Apakah perusahaan benar-benar siap untuk memindahkan setidaknya sebagian dari aplikasi dan beban kerjanya ke cloud?
Berikut adalah langkah-langkah yang logis secara praktis:
Definisikan sasaran bisnis dan analisis bagaimana solusi cloud dapat membantu mencapainya
Kategorikan beban kerja dan sasaran, lalu buat daftar sumber daya yang tersedia dan yang diperlukan, baik internal maupun eksternal
Definisikan seperti apa seharusnya operasi yang optimal setelah implementasi solusi cloud secara lengkap
Rencanakan jadwal dan anggaran transisi
Tentukan urutan operasi yang harus dialihkan
Perlindungan terhadap proses yang ada
Seleksi proses-proses yang relatif tidak krusial dan bisa dipakai untuk uji coba migrasi
Lakukan penilaian keamanan bersama penyedia cloud
Solusi hardware dan software yang sedang dipakai umumnya memiliki interface yang sesuai untuk transfer data dan aplikasi. Apakah interface tersebut dapat dipakai untuk melakukan transfer dengan lancar dan bagaimana caranya, harus diklarifikasikan kepada penyedia solusi cloud. Harus dipertimbangkan juga apakah proses yang belum digital akan bisa dioptimalkan selama transfer ke cloud.
Google Cloud dijalankan di atas salah satu jaringan backbone terbesar di dunia yang menghubungkan pusat-pusat data di seluruh dunia dengan kabel serat optik. Untuk membuat layanan dan penawaran produknya hampir bisa diskalakan tanpa batas, Google mengandalkan jaringan canggih berbasis software yang memanfaatkan layanan edge caching. Karena lalu lintas data di jaringan Google tidak melewati jaringan internet publik, risiko serangan dan manipulasi pun jauh lebih rendah. Untuk informasi lebih lanjut, baca tentang migrasi ke platform Google Cloud lebih lanjut di sini
|