Menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli mendatang, Google Indonesia bersama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (KemenPPPA RI) dan Yayasan Sejiwa menyelenggarakan webinar “Tangkas Berinternet: Membantu Keluarga Mempraktikkan Keamanan Berinternet dan Membangun Kebiasaan Digital yang Baik”.
Tangkas Berinternet adalah sebuah program global literasi digital dan keamanan online yang dijalankan oleh Google untuk meningkatkan keamanan berinternet anak-anak. Program Tangkas Berinternet memuat beberapa materi ajar untuk guru dan orang tua, situs terkait literasi digital, dan permainan berbasis web, Interland, yang dapat membantu mengajarkan konsep literasi digital kepada anak-anak dengan bantuan guru dan orang tua.
Saat keluarga terus menyesuaikan diri dengan kewajaran baru (new normal) yang mengharuskan melakukan banyak hal di rumah saja, alat-alat online atau internet dapat sedikit mempermudah proses penyesuaian tersebut. Namun hal Ini tidak mudah. Internet membuka banyak peluang untuk bermain, belajar, dan bersosialisasi, tapi juga membuat anak-anak juga menghadapi risiko yang juga dimiliki oleh orang dewasa. Sebagai contoh pada April lalu, Google menemukan sekitar 18 juta malware dan upaya phising terkait COVID-19, serta lebih dari 240 juta pesan spam terkait COVID, di seluruh dunia setiap harinya.
“Di Google kami percaya anak-anak harus dapat terlindungi agar dapat mengoptimalkan manfaat baik teknologi, sementara orang tua juga merasa percaya diri membiarkan mereka menjelajah online. Kami memfokuskan upaya kami pada 3 pilar: (1) Membangun produk-produk inovatif yang memberi pengalaman dan perlindungan yang sesuai dengan usia dan membantu keluarga membangun kebiasaan digital yang baik dan sesuai dengan mereka, (2) Menerapkan kebijakan yang memungkinkan kami untuk menanggapi tren baru dan berkembang, (3) Memberdayakan orang tua dan pengajar dengan menciptakan program yang membantu anak-anak membangun literasi digital dan kebiasaan digital yang baik agar dapat membantu mereka menjadi penjelajah dunia online maupun offline yang cerdas, cermat, tangguh bijak dan berani.” ujar Ryan Rahardjo, Head of Public Affairs, Asia Tenggara, Google Asia Tenggara.
Untuk membantu agar keluarga dan pengajar dapat secara optimal memanfaatkan kebaikan internet dari konten dan aplikasi berkualitas, memegang kendali akan keamanan juga menerapkan kebiasaan digital yang sehat; beragam program, situs, aplikasi, dan fitur telah tersedia di Google.
Membantu keluarga mempraktikkan keamanan online dan membangun kebiasaan teknologi yang sehat
Google terus mengembangkan alat dan program untuk membantu keluarga menggunakan teknologi, dari membantu orang tua menetapkan kebiasaan digital sampai menyediakan sumber informasi untuk mengajari anak cara berinternet yang lebih aman. Salah satu contohnya, aplikasi Family Link dari Google membantu orang tua menciptakan kebiasaan yang sehat untuk anak mereka yang masih kecil maupun yang sudah remaja dan mengawasi anak saat menggunakan internet di sebagian besar perangkat Android atau Chromebook.
Orang tua atau pengasuh dapat menggunakan Family Link untuk menetapkan aturan dasar digital untuk keluarga, misalnya memantau waktu pemakaian perangkat, mengatur waktu tidur, atau menetapkan batas penggunaan harian perangkat anak. Family Link juga memungkinkan orang tua untuk mengelola aplikasi yang ada pada perangkat anak dengan memberikan batas waktu per-aplikasi, filter konten, hingga menyembunyikan aplikasi atau memblokir situs tertentu. Aplikasi ini juga bisa mengarahkan anak ke konten yang baik dengan laporan aplikasi reguler.
Kami memiliki fitur seperti SafeSearch di Google dan Mode Terbatas di YouTube untuk membantu menyaring konten tidak pantas dari hasil pencarian. Orang tua dapat mengaktifkan fitur ini untuk akun anak yang diawasi melalui aplikasi Family Link untuk mengontrol konten yang dapat dilihat anak.
Membantu keluarga menemukan konten berkualitas untuk anak-anak
Ketika sekolah untuk sementara waktu menjadi pembelajaran jarak jauh, anak-anak semakin lebih lama online. Bahkan di luar jam sekolah dan kelas virtual, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat konten online. Oleh sebab itu, untuk membantu orang tua menemukan konten yang berkualitas serta sesuai dengan usia anak, Google menyediakan beberapa fitur dan aplikasi untuk mempermudah orang tua menemukan konten yang mendidik dan seru untuk anak-anak.
Sebagai contoh, tab ‘Keluarga’ (Family) di Google Play yang mengumpulkan aplikasi yang telah diberikan label rating konten aplikasi dan permainan untuk membantu memahami tingkat kedewasaan konten aplikasi, juga fitur ‘Kontrol Orang Tua’ (Parental Controls) yang dapat membatasi jenis konten yang dapat didownload atau dibeli dari Google Play berdasarkan tingkat kedewasaan.
Selain beragam fitur di Google Play Store, YouTube Kids didesain khusus untuk anak-anak, tetapi orang tua akan tetap memiliki kontrol. Aplikasi ini menggunakan kombinasi antara filter, masukan pengguna, dan moderator konten untuk memastikan video di YouTube Kids bersifat ramah keluarga, sehingga anak dapat menjelajahi katalog konten dalam lingkungan yang lebih aman. YouTube Kids sekarang bisa diakses melalui desktop di 79 negara, termasuk Indonesia.
Juga tersedia beragam eksplorasi sejarah, budaya, dan wisata Indonesia secara virtual di Google Arts & Culture dan Google Maps, juga konten edukasi menarik dari kreator lokal di playlist Belajar #SamaSaya di YouTube.
“Mewujudkan ruang aman, nyaman, dan ramah bagi anak untuk tumbuh dan berkembang adalah tugas kita semua. Perlindungan dan pemenuhan hak anak harus diwujudkan kapan saja dan dimana saja, tidak terkecuali di dalam berinternet. Apalagi pada masa pandemi COVID-19 ini, internet menjadi kebutuhan bagi anak untuk menjalani kegiatan belajar dari rumah. Saya selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ingin memberikan apresiasi yang setinggi - tingginya kepada Google Indonesia yang telah menginisiasi terselenggaranya webinar Tangkas Berinternet dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional. Bagi orang tua, dampingilah anak - anak selama berinternet. Jadikanlah mereka partner diskusi yang setara dengan kita, sehingga mereka memahami sisi positif dan negatif dari internet. Bagi para guru, manfaatkanlah teknologi internet dengan sebaik - baiknya sebagai sarana interaksi dan edukasi. Bagi anak - anakku yang Ibu banggakan, selalu akses konten bermanfaat yang sesuai dengan usia kalian. Jika merasa bingung atau ragu, segeralah bertanya ke orang tua atau guru kalian. Mari bersama - sama mengambil momentum ini untuk mewujudkan pemenuhan hak - hak dan perlindungan di internet demi kepentingan terbaik bagi anak. Melindungi anak kita, semua anak - anak (di Indonesia), adalah tanggung jawab kita bersama. Selamat Hari Anak Nasional 2020 - anak terlindungi, Indonesia maju.” sambut Ibu Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
Pada kesempatan yang sama, Darius Sinathrya, Aktor, Presenter, dan Ayah dari 3 anak pun menyampaikan “Menurut saya, peran orang tua sangatlah penting untuk mengajak anak berdialog secara terbuka, memberikan pemahaman untuk lebih bijak dalam berinternet; agar mereka pun bisa lebih mandiri, lebih jeli ketika berinternet, terlindungi dan tetap mendapatkan manfaat internet secara optimal. Apalagi di masa transisi ke ‘new normal’ seperti saat ini. Inilah saatnya kita bagi orang tua untuk mulai menerapkan kebiasaan digital yang baik. Saya lihat, alat dan tips untuk melindungi keluarga agar aman berinternet sudah tersedia, tinggal bagaimana kita sebagai orang tua mengulik alat yang ada dan menerapkan tips tersebut, sesuai dengan karakter anak dan keluarga kita.”