Bagaimana Anda memulai perjalanan Anda sebagai seorang kreator konten di YouTube?
dr. Kevin Mak: Saya membuat video YouTube pertama saya di tahun 2019 karena saya ingin berbagi informasi positif dan edukatif dengan sebanyak mungkin masyarakat Indonesia. Inilah mengapa saya banyak membahas topik-topik seperti mitos vs. fakta kesehatan, ataupun isu terkini seputar kesehatan yang tengah berkembang di masyarakat.
dr. Clarin Hayes: Perjalanan saya di dunia YouTube dimulai pada Maret 2017 ketika saya masih menjadi seorang mahasiswa kedokteran. Video pertama saya membahas tentang “Kebiasaan yang Menyebabkan Jerawat”. Sejak itu, saya telah berbagi kisah perjalanan studi saya, pengalaman praktik selama pandemi, serta berbagai konten menarik seputar ilmu pengetahuan dalam konteks kecantikan, dermatologi, kesehatan reproduksi, kesehatan mental, dan kesehatan wanita secara umum. Saya ingin meluruskan hoaks dan mitos seputar perawatan kulit ataupun topik kesehatan lainnya di masyarakat Indonesia, karena tampaknya ada banyak kepercayaan tak berdasar di sana.
dr. Jiemi Ardian, SpKJ: Saya sudah sejak lama ingin membuat konten edukasi kesehatan yang mudah dipahami. Namun, saya selalu menunda-nunda karena asumsi bahwa saya harus memiliki peralatan canggih untuk membuat konten yang mumpuni. Sementara itu, rekan saya, dr. Freddy Ferdian, Sp.KO, justru sangat bersemangat membuat konten YouTube meski dengan perangkat seadanya. Saya pun terinspirasi untuk “mulai saja dulu” dan merekam video pertama saya hanya dengan ponsel semata. Ternyata, peralatan canggih bukan segalanya – yang terpenting adalah bagaimana informasi yang kita bagikan bisa dipercaya dan bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut Anda, apa dampak terbesar dari meningkatnya kemudahan bagi masyarakat Indonesia untuk mengakses ataupun menyebarkan informasi kesehatan?
dr. Jiemi Ardian, SpKJ: Di dunia kesehatan mental, saya melihat lebih banyak orang berani secara terbuka membahas topik yang sebelumnya cenderung dianggap tabu ini dan membagikan dukungan mereka. Ini adalah tren yang sangat positif, sebagaimana terlihat dari meningkatnya jumlah kunjungan ke psikiater. Namun, sayangnya, sebaran informasi maupun layanan kesehatan mental belum sepenuhnya merata, khususnya di luar kota-kota besar. Hadirnya konten digital mengenai kesehatan mental yang terpercaya dari sumber yang terverifikasi dapat menjadi salah satu jawaban untuk menutup kesenjangan tersebut.
dr. Clarin Hayes: Bagi saya, fenomena ini layaknya dua sisi mata koin. Saya sangat senang bahwa masyarakat dapat mengakses lebih banyak informasi kesehatan. Namun, di sisi lain, banyak pula muncul kesalahpahaman dan penafsiran yang kurang tepat. Tak sedikit orang yang menyerap sebagian informasi saja, tanpa memahami fakta dan konteks medisnya secara keseluruhan. Hal ini diperparah dengan maraknya saran kesehatan dari individu non-medis yang tidak memiliki kualifikasi untuk menyampaikan himbauan tersebut.
dr. Kevin Mak: Tantangan terbesar dari meluasnya akses ke konten kesehatan melalui internet adalah maraknya misinformasi. Sehingga, pekerjaan rumah kita sebagai praktisi kesehatan merangkap kreator konten adalah menggalakkan kebiasaan berpikir kritis di tengah masyarakat, termasuk mengecek apakah sumber informasi yang mereka terima itu valid.
Menanggapi tren tersebut, bagaimana Anda memastikan bahwa informasi yang Anda bagikan benar-benar akurat dan terpercaya?
dr. Kevin Mak: Sebagai dokter, saya punya tanggung jawab untuk memberikan informasi yang valid dalam video saya. Oleh karena itu, saya selalu melakukan riset dan verifikasi data yang bersumber dari jurnal ilmiah nasional maupun internasional, serta memastikan bahwa yang saya sampaikan tersebut adalah informasi terkini.
dr. Jiemi Ardian, SpKJ: Meskipun kebanyakan topik yang saya bahas adalah topik yang sudah menjadi “santapan” saya sehari-hari, saya membiasakan diri untuk tetap melakukan riset dan membuka bahan bacaan sebelum membuat konten untuk sebisa mungkin menghindari kekeliruan.
dr. Clarin Hayes: Saya juga selalu mencantumkan sumber dan studi yang saya gunakan, entah itu lewat teks di dalam video maupun di kolom deskripsi. Dengan demikian, masyarakat bisa yakin bahwa konten yang mereka konsumsi sungguh akurat dan terpercaya. Inilah mengapa saya juga menyambut baik kehadiran fitur-fitur produk kesehatan YouTube, atau YouTube PERIKSA (Penyedia Ragam Informasi Kesehatan Anda), di Indonesia sejak tahun lalu, seperti ‘panel sumber informasi kesehatan’ yang membantu penonton mengidentifikasi video dari sumber kredibel, serta ‘playlist konten kesehatan’ yang menyoroti video-video dari sumber kredibel tersebut ketika penonton menelusuri topik kesehatan tertentu. Saya juga sangat senang karena tenaga kesehatan berlisensi kini dapat diikutsertakan dalam jajaran sumber kredibel tersebut.
Terlepas dari memastikan kredibilitas informasi yang Anda bagikan, apa format konten andalan Anda?
dr. Kevin Mak: Konten andalan saya adalah explainer videos, atau video penjelasan, di mana saya mengambil topik dari media sosial, berita terkini ataupun permintaan penonton seperti mitos vs. fakta. Beberapa video favorit saya yang mendapat sambutan positif dari penonton adalah edukasi seputar asam urat dan mata minus.
dr. Jiemi Ardian, SpKJ: Saya suka menggunakan video panjang ataupun YouTube Shorts untuk membahas topik-topik berdasarkan fenomena yang sedang ramai dibicarakan masyarakat, atau kasus-kasus yang sering terjadi. Misalnya, gangguan cemas dan depresi adalah beberapa hal yang paling sering dicari tahu masyarakat, serta menginspirasi salah satu video favorit saya “Pola Pikir yang Membuat Depresi”. Setelah menentukan topik, saya berusaha membuat pembahasannya seringan mungkin dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti, tapi tanpa melupakan kompleksitas manusia.
dr. Clarin Hayes: Pada akhirnya, di dunia kreatif, Anda tidak benar-benar memiliki rumus. Anda hanya mengikuti insting Anda. Semakin banyak konten yang Anda buat, semakin berpengalaman Anda dalam mengetahui gaya video mana yang paling cocok untuk suatu topik tertentu. Sebagai contoh, selain penjelasan tentang penyakit ataupun tips kesehatan, ternyata vlog juga banyak diminati masyarakat. Menyadari hal itu, ketika COVID tengah melanda, saya membuat vlog tentang pengalaman sebagai relawan di Rumah Sakit Darurat COVID di Wisma Atlet. Konten ini benar-benar istimewa bagi saya karena berhasil menangkap momen-momen yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup, sekaligus mewakili suara tenaga medis di tengah perjuangan kami saat itu. Respons penonton pun sungguh luar biasa.
Untuk praktisi kesehatan terverifikasi lainnya yang ingin mengikuti jejak Anda, kiat-kiat apa saja yang Anda praktikkan agar konten Anda efektif menjawab kebutuhan masyarakat?
dr. Clarin Hayes: Anda bisa mengambil inspirasi dari komentar-komentar penonton. Seringkali, pertanyaan-pertanyaan unik mereka mengindikasikan apa yang masyarakat ingin tahu. Selain itu, jangan lupa bahwa tren terus berubah. Kita harus terus beradaptasi serta meningkatkan nilai tambah yang bisa kita berikan. Namun, jangan sampai juga kita kehilangan identitas maupun gaya unik kita sendiri. Sebagai contoh, ketika saya masih mahasiswa, mayoritas konten saya berfokus pada pengalaman saya mengejar gelar kedokteran. Kini, saya sedang menekuni bidang baru, yaitu Studi Anti Penuaan, di mana saya mempelajari bagaimana kita bisa berumur panjang dan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik ketika kita menua. Dengan terus beradaptasi dan meningkatkan nilai diri, masyarakat pun memiliki alasan mengapa mereka harus terus mengikuti konten kita.
dr. Kevin Mak: Yang paling penting, jangan takut untuk melalui proses trial and error sampai Anda menemukan formula yang tepat. Saya percaya pada prinsip, “Mereka yang cinta berjalan akan berjalan lebih jauh dari mereka yang hanya cinta pada tujuan.”
Terakhir, apa visi dan harapan Anda untuk kanal YouTube Anda di masa depan, khususnya setelah lolos saring untuk diikutsertakan dalam fitur-fitur YouTube PERIKSA?
dr. Clarin Hayes: Akses ke informasi kesehatan yang akurat dan terpercaya adalah hak setiap orang. Oleh karena itu, tujuan saya adalah membantu lebih banyak orang mendapatkan konten yang akurat, tanpa hoaks. Saya percaya, dengan hadirnya fitur-fitur kesehatan YouTube seperti ‘panel sumber informasi kesehatan’ dan ‘playlist konten kesehatan’, visi saya ini dapat terlaksana.
dr. Jiemi Ardian, SpKJ: Saya percaya fitur-fitur ini akan membantu penonton YouTube untuk menemukan informasi yang kredibel di tengah ramainya konten tentang kesehatan mental. Dengan demikian, sebagai kanal yang lolos saring untuk fitur-fitur kesehatan ini, saya ingin kanal saya menjadi komunikator terbaik untuk topik kesehatan mental, menerjemahkan hasil penelitian yang rumit ke dalam bahasa yang sederhana sehingga memudahkan penonton untuk memahami topik tersebut. Saya juga berkomitmen untuk rutin membuat setidaknya satu video per minggu, dan berharap untuk mendapatkan 100 ribu pengikut dalam 1-2 tahun ke depan.
dr. Kevin Mak: Fitur-fitur YouTube seperti ‘panel sumber informasi kesehatan’ dan ‘playlist konten kesehatan’ akan sangat membantu masyarakat mendapatkan jawaban atas pertanyaan kesehatan mereka dari sumber yang valid dan terverifikasi. Didukung oleh fitur tersebut, visi saya adalah memberikan one-stop service untuk masyarakat yang mencari informasi kesehatan, mulai dari informasi yang akurat lewat video saya, layanan konsultasi daring untuk yang membutuhkan, dan juga rekomendasi terapi atau produk kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tentunya, saya juga ingin terus mengajak masyarakat Indonesia untuk menerapkan tips hidup sehat yang praktis dan mudah dilakukan sehari-hari, sesuai dengan motto saya #sehatbarengyuk!