Kelulusan peserta Bangkit 2022 akan di adakan pada 6 September nanti. Bulan ini, kami akan berbagi pengalaman dari lulusan Bangkit tahun lalu dan bagaimana program ini membantu mereka di dunia kerja. Ini adalah kisah mereka.
Semuanya bermula dari memasuki sekolah vokasi di SMKN 7 (STM Pembangunan) Semarang, Dwiki Ahma Maulana saat itu mengambil jurusan Teknik Komputer dan Jaringan karena mendengar testimoni akan peluang karier yang bagus setelahnya. Siapa yang menyangka, pilihan tersebut membawanya mengenal dunia IT, membukakan pintu baginya untuk bergabung di program Bangkit, bahkan menghantarkannya dari pekerjaan paruh waktu sebagai kurir hingga menjadi bagian dari keluarga besar Sekretariat Kabinet Republik Indonesia (Setkab RI).
“Saat sekolah, saya belum ada passion di IT. Masuk sekolah hanya memikirkan prospek kerjanya saja dan bahkan tidak ada minat untuk kuliah karena keterbatasan biaya,” ungkap Dwiki yang tahun ini genap berusia 25 tahun. “Namun, sewaktu magang di Kemendikbud Ristek RI tahun 2016, saya terlibat di proyek pengembangan aplikasi berskala besar dan semenjak itu tertarik sekali dengan coding dan ingin menjadi programmer.”
Dengan memanfaatkan penghasilannya dari program magangnya, Dwiki mengaku bahwa orang tuanya di Demak, Jawa Tengah, memiliki andil besar dalam mendorongnya melanjutkan kuliah di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ia pun mengambil jurusan Teknik Informatika karena ingin berfokus mendalami pengembangan software. Memasuki semester akhir dan persiapan skripsi, dosen di kampusnya memotivasi untuk mengikuti program Bangkit, yang selain memungkinkannya untuk mengajukan tugas akhir dengan proyek capstone, namun juga memiliki program akselerasi bidang teknologi yang baik dan pastinya berguna untuk masa depannya kelak.
Dwiki saat di acara Indonesia Android Kejar yang diinisiasi oleh Google Developers
Dwiki pun mengikuti program Cloud Computing (Google Cloud Platform) di Bangkit mulai Februari 2021 selama 18 minggu. Selain hard skills, peserta juga mendapat pembelajaran soft skills, seperti personal branding, time management, professional communication, critical thinking, dan lain-lain. Menurutnya pengalaman tersebut sangat bermanfaat karena sekaligus menyiapkan diri peserta sebagai profesional di dunia kerja nantinya.
Selama menjalani program, Dwiki juga tidak lepas dari tantangan. “Saat itu saya sangat kesulitan manajemen waktu karena sambil menyiapkan skripsi, bahkan sempat berpikir untuk melepas Bangkit,” ujar Dwiki. “Namun, saya mencoba bertahan dengan memaksimalkan waktu yang ada. Saya membagi waktu pagi sampai sore untuk Bangkit dan waktu malam untuk mengerjakan skripsi.”
Sembari menanti ijazah sarjana, Dwiki sempat menjadi kurir untuk membantu finansial keluarga
Berkat tekadnya yang kuat, Dwiki berhasil menyelesaikan skripsi dan program Bangkit dengan baik. Sambil menanti ijazah kelulusannya keluar, ia tidak menyia-nyiakan waktu untuk mencari pekerjaan demi membantu finansial keluarga dengan bekerja paruh waktu sebagai mitra kurir di perusahaan e-commerce ternama.
Sesaat setelah menerima ijazah dan melamar pekerjaan, Dwiki menyampaikan banyak recruiter tertarik dengan profil pengalamannya yang mengikuti Bangkit. Hingga akhirnya ia mendapatkan pekerjaan sebagai IT Staff di Setkab RI dan bertanggung jawab menjadi Full Stack Web Developer di Pusat Data dan Informasi.
Dwiki bersama rekan kerja di depan gedung Sekretariat Kabinet Republik Indonesia
“Bangkit adalah program dengan bekal pelatihan skills yang luar biasa yang sangat bagus dan direkomendasikan bagi yang ingin mempersiapkan segala kemungkinan untuk karir ke depannya,” kata Dwiki. “Tips untuk peserta selanjutnya, keberuntungan tercipta karena kesempatan yang bertemu kesiapan. Oleh karena itu, buatlah keberuntungan sendiri melalui persiapan yang matang, dan jangan pernah membandingkan pencapaian kita dengan orang lain, karena setiap orang punya waktunya masing-masing,” tutup Dwiki.