Empat guru dari berbagai daerah di Indonesia berbagi tentang alat dari Google for Education yang telah mendukung proses pembelajaran jarak jauh yang telah berjalan lebih dari satu tahun terakhir.
Memungkinkan semua orang mengakses masa depan pembelajaran
Veronicus Littik merupakan Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Satarmese, Nusa Tenggara Timur. Di sekolahnya terdapat 27 guru yang bertanggung jawab untuk mendidik 407 siswa.
Saat pembelajaran harus dilakukan dari jarak jauh, ketidakstabilan listrik, alur kerja yang ketinggalan zaman, dan perangkat rusak yang menurunkan produktivitas guru menjadi tantangan yang dihadapi. Guru membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan administrasi mereka karena masalah teknis pada perangkat mereka. Selain itu, kondisi di mana hanya beberapa siswa yang memiliki telepon genggam, sulit bagi guru untuk berkomunikasi dengan siswa mereka.
Sekolah ini pun mendapat bantuan berupa 15 unit Chromebook dari pemerintah. Beberapa alat Google Workspace for Education berhasil membantu para guru menghadapi tantangan. Dengan adanya Drive dan kekuatan baterai Chromebook sepanjang hari, guru dapat bekerja secara kolaboratif dan lebih cepat dari mana saja tanpa harus khawatir tentang listrik yang tidak stabil dan penyimpanan terbatas pada perangkat lama mereka. Melalui Google Formulir, guru dapat menilai pekerjaan siswa secara lebih efektif di perangkat apapun dari mana saja. Setelah menggunakan domain belajar.id, setiap siswa bisa berkomunikasi dengan teman dan gurunya menggunakan Google Chat.
Ujian aman dengan mode terkunci di Google Formulir
Sholehan merupakan seorang guru di SMP Negeri 1 Lingga Timur, Kepulauan Riau. Bersama 11 guru lainnya, ia mengajar 50 siswa yang ada di sekolah tersebut. Sholehan bercerita, sebelum menggunakan Chromebook dan Google Workspace for Education, siswa mengirimkan tugas mereka melalui aplikasi pesan, sehingga membebani penyimpanan ponsel guru mereka. Berkas pun tidak dikumpulkan dalam satu folder, sehingga menyulitkan guru untuk menilai pekerjaan siswanya. Selain itu, siswa terbiasa mengikuti ujian menggunakan ponsel mereka sendiri sehingga sulit untuk mengawasi apakah mereka mencari jawaban di internet.
Setelah mendapatkan 15 unit Chromebook dari pemerintah, para guru menggunakan Google Classroom untuk memberikan materi dan tugas, melaksanakan pembelajaran virtual, memberikan penilaian, mengelola kelas, hingga membuat arsip dan laporan. Ini juga memudahkan siswa untuk mengirim dan menerima tugas, dan mendapatkan tanggapan dari guru. Dengan mode terkunci pada Google Formulir, sekolah juga berhasil mengurangi kecurangan karena siswa tidak dapat membuka browser untuk mencari jawaban.
Mengumpulkan tugas tanpa ribet transfer file dengan Google Workspace for Education
Putu Darmawan, guru di SMP Negeri 1 Sukasada, Bali bersama 58 guru lainnya mendidik 773 siswa di sekolah mereka. Saat ini, sekolah tersebut pun sudah memiliki 15 unit Chromebook bantuan dari pemerintah untuk mendukung proses pembelajaran jarak jauh.
Sebelum memanfaatkan Chromebook dan Google Workspace for Education, file perangkat tidak dapat langsung disinkronkan ke belajar.id, sehingga membutuhkan perantara, seperti flashdisk, yang memperlambat proses pembelajaran online. Selain itu, perangkat sebelumnya lebih cepat kehabisan baterai dan kapasitas penyimpanannya terbatas. Hal ini menjadi kendala bagi guru yang perlu menyiapkan materi ajar dengan fitur-fitur pada akun belajar.id.
Sinkronisasi Chromebook dengan Google Workspace for Education memudahkan guru mengakses file di mana saja sehingga meningkatkan produktivitas kerja. Guru tidak lagi menggunakan flashdisk untuk mentransfer dokumen karena semuanya telah tersedia dalam Google Drive. Kolaborasi antara guru menjadi jauh lebih mudah dan ruang penyimpanan tidak terbatas di Google Drive juga membantu guru untuk tidak khawatir file mereka akan hilang.
Google Drive membuat guru dan siswa mudah berkolaborasi
Eka Gustiani mengajar 151 siswa bersama 9 guru lainnya di SD Negeri 161 Karya, Sulawesi Selatan. Dibantu 15 unit Chromebook bantuan pemerintah, para guru dan siswa sekolah ini semakin mudah berkolaborasi selama proses pembelajaran jarak jauh.
Sebelum menggunakan Chromebook, para guru di sekolah ini menggunakan laptop pribadi dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membuka dokumen individual secara offline yang dikirim oleh siswa. Penyimpanan yang ada di laptop juga terbatas sehingga menyulitkan para guru.
Chromebook dan Google Workspace for Education membantu guru dan siswa berkolaborasi. Guru tidak lagi mendapatkan keluhan tentang laptop atau file yang bermasalah dan kami sudah mulai menyimpan file di Google Drive menggunakan akun belajar.id. Google Meet juga banyak membantu dalam kegiatan belajar mengajar, pelatihan, dan kolaborasi.